Kamis, 19 Juni 2025
Menu

Jokowi Digadang Bakal Jadi Ketum PSI, PDI Perjuangan: Itu Kedaulatan Internal Partai

Redaksi
Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah sekaligus Wakil Ketua Komisi II DPR RI Aria Bima di Komplek Parlemen, Senayan, Rabu, 14/5/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah sekaligus Wakil Ketua Komisi II DPR RI Aria Bima di Komplek Parlemen, Senayan, Rabu, 14/5/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah sekaligus Wakil Ketua Komisi II DPR RI Aria Bima angkat bicara soal isu yang menyebut Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) akan menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menggantikan putranya, Kaesang Pangarep.

Aria menegaskan bahwa pergantian ketua umum merupakan hak dan kedaulatan internal setiap partai politik, termasuk PSI.

“PSI itu memiliki DPD, PSI itu PSI. Namanya partai itu sudah (punya) hak berdaulat dalam berorganisasi, harus diputuskan siapapun orang yang akan dijadikan sebagai figur partainya, itu yang memutuskan ya kongres partainya,” katanya, di Komplek Parlemen, Senayan, Rabu, 14/5/2025.

Ia menekankan bahwa semua pihak harus menghormati proses internal setiap partai, tanpa ikut mencampuri urusan rumah tangga organisasi politik lain.

“Kita menghormati seluruh partai yang ada di Indonesia ini, semacam pengabdian melalui organisasi (partai). Diharapkan PSI juga menjadikan instrumen kuatnya demokrasi dan berbagai hal yang menyangkut kepentingan nasional,” ujarnya.

Mengenai kemungkinan Jokowi menjadi Ketum PSI terbuka, Aria Bima enggan berspekulasi.

“Kita tidak bisa mencampuri partai politik lain, lebih baik ditanyakan kepada orang PSI-nya. Saya juga tidak ingin partai lain mencampuri atau mengomentari tentang kedaulatan internal partai lain seperti PSI,” sambungnya.

Isu Jokowi merapat ke PSI mencuat belakangan ini usai munculnya sejumlah sinyal politik, termasuk dinamika internal PSI dan kedekatan personal antara Jokowi dengan beberapa kader partai tersebut.*

Laporan Novia Suhari