Kamis, 03 Juli 2025
Menu

Kuasa Hukum Yakin Pihak Taman Safari Tak Punya Itikad Baik

Redaksi
Kuasa hukum mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia Muhammad Soleh bersama para korban, usai RDP bersama dengan Komisi III, di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin, 21/4/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Kuasa hukum mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia Muhammad Soleh bersama para korban, usai RDP bersama dengan Komisi III, di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin, 21/4/2025 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Kuasa hukum mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) Muhammad Soleh menilai, pihak Taman Safari Indonesia tidak menunjukkan itikad baik dalam menyelesaikan polemik terkait dugaan eksploitasi terhadap para pemain, termasuk anak-anak dan balita beberapa tahun yang lalu.

“Menurut saya, pihak OCI atau Taman Safari ini tidak memiliki itikad baik. Mereka selalu menampilkan citra seolah-olah malaikat, mengatakan bahwa anak-anak tersebut diperlakukan dengan sangat baik tanpa adanya kekerasan,” katanya kepada wartawan, usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama dengan Komisi III, di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin, 21/4/2025.

Terkait kasus ini, pihaknya mendorong Komisi III DPR RI untuk mengkategorikan dugaan pelanggaran ini sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat yang tidak memiliki batas atau kadaluwarsa.

“Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000, pelanggaran HAM berat tidak memiliki masa kadaluwarsa. Eksploitasi, perbudakan, kekerasan, hingga penyiksaan dalam kasus ini sudah memenuhi unsur tersebut,” ujarnya.

Meskipun demikian, Soleh mengapresiasi Komisi III yang dinilainya menunjukkan itikad baik dalam menangani aduan ini. Namun, ia tetap mempertanyakan komitmen untuk memastikan adanya tindak lanjut konkret terhadap kasus ini.

“Selama ini, kasus pelanggaran HAM berat sulit diadili karena seringkali pelakunya merupakan instrumen negara. Tapi dalam kasus ini, pelakunya adalah pihak swasta, sehingga negara atau DPR tidak memiliki kepentingan sebagai pelaku maupun kroni pelaku,” katanya.

Soleh juga mengecam narasi yang mencoba membingkai bahwa para korban tersebut sebagai anak-anak yang dihasilkan dari praktik prostitusi di beberapa daerah salah satunya, Jakarta.

“Ini framing yang sangat menyakitkan dan tidak benar,” tegasnya.

Selain itu, ia juga menambahkan bahwa pertemuan para korban dengan pihak Taman Safari bersama Komisi III DPR RI ini tidak menghasilkan solusi yang memuaskan bagi para mantan pemain sirkus yang dieksploitasi.

“Kalau saya sih enggak (puas) ya,” pungkasnya.*

Laporan Novia Suhari