Prabowo Sebut Ojol Bakal Terima BHR Rp1 Juta, Begini Respons Menaker

FORUM KEADILAN – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa kurir dan ojek online (ojol) bisa mendapatkan bonus hari raya (BHR) hingga Rp1 juta.
Menteri Keternagakerjaan (Menaker) Yassierli kemudian merespons pernyataan Prabowo tersebut. Kata dia, hitungan BHR telah diatur dalam Surat Edaran (SE) yang terbit pada 11 Maret lalu.
Berdasarkan SE itu, kurir dan ojol yang memiliki kinerja baik akan memperoleh BHR dengan besaran hingga 20 persen dari rata-rata pendapatannya selama 12 bulan terakhir.
Ketika ditanya tentang besaran angka yang mungkin diterima oleh para ojol dan kurir, Yassierli mengatakan bahwa data tersebut dapat dilihat di aplikasi masing-masing.
“Sesuai SE kan sebenarnya 20 persen dari penghasilan bersih bagi yang berkinerja baik dan produktif, ya dihitung aja. Datanya kan di masing-masing aplikasi kan ada. Dan masing-masing pengemudi kan juga punya data recordnya satu tahun terakhir seperti itu,” tutur Yassierli di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, 21/3/2025.
Selain itu, saat ditanya tentang apakah aplikator akan mendapatkan sanksi apabila tidak membayarkan BHR kepada ojol atau kurir mereka, ia hanya mengingatkan bahwa sudah ada komitmen yang disampaikan sebelumnya.
Ia menambahkan, Presiden Prabowo Subianto pun sudah mengimbau aplikator agar membayarkan BHR kepada mitra-mitranya.
“Awal kan sudah ada komitmen ya. Tadi Pak Presiden juga mengatakan ya, saya mengimbau dan saya yakin itu akan dipenuhi,” ujar dia.
Sebelumnya, para pengemudi ojol dan kurir resmi mendapatkan BHR mulai tahun ini. Bonus tersebut berbentuk tunjangan hari raya.
Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, 21/3 membeberkan bahwa ada aplikator yang berani memberikan BHR hingga Rp1 juta per orang mitranya.
“Pemerintah memberikan perhatian khusus ke pengemudi-pengemudi online saya mendengar mereka akan terima 1 juta tiap pekerja,” ungkap Prabowo.
Walaupun jumlahnya telah cukup besar, tetapi Prabowo minta supaya insentif seperti BHR ditambah dan juga jumlahnya diperbesar.
“Tapi saya mengimbau perusahaan swastanya, kalau bisa ya ditambah lah. Ini mengimbau, kalau mengimbau kan boleh, tidak ada paksaan kan,” kata Prabowo.*