FORUM KEADILAN – Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menilai proyek Giant Sea Wall yang akan dibangun di Jakarta dapat menjadi solusi dalam mengantisipasi rob yang kerap terjadi di wilayah Pantai Utara Jawa (Pantura).
Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KKP Muhammad Yusuf menyebut bahwa proyek ini tidak hanya melindungi Jakarta dari banjir rob, tetapi juga membantu mengatasi berbagai permasalahan lingkungan di Pantura.
“Dunia internasional mengakui bahwa Jakarta mengalami penurunan lahan, dan rob semakin besar. Kalau kita hanya mengandalkan solusi alami seperti magrove, itu membutuhkan waktu lama, dengan Giant Sea Wall, permasalahan ini bisa lebih cepat diatasi,” katanya, usai konferensi pers, di Kantor KKP, Jakarta Pusat, Kamis, 6/2/2025.
Meski demikian, Yusuf menegaskan bahwa proyek Giant Sea Wall tetap akan dikombinasikan dengan solusi berbasis alam, seperti penanaman mangrove dan pembangunan kolam retensi. Kolam retensi ini akan menampung air dan mengisi kembali ruang kosong di dalam tanah yang sebelumnya terkuras akibat eksploitasi air tanah.
“Penurunan tanah di Jakara dan Semarang salah satunya disebabkan oleh pengambilan air tanah secara berlebihan. Dengan adanya kolam retensi dalam Giant Sea Wall, air dapat diserap kembali ke dalam tanah, mengurangi risiko penurunan permukaan tanah,” jelasnya.
Selain itu, keberadaan mangrove juga memainkan peran penting dalam mengurangi abrasi dan menjaga ekosistem pesisir. Menurut Yusuf, mangrove dapat membantu menahan intrusi air laut, memperbaiki pencemaran di laut, menyerap karbon, serta menjadi habitat bagi berbagai biota laut.
“Banyak manfaat dari Kombinasi Giant Sea Wall dengan magrove ini. Tidak hanya mengurangi abrasi, tetapi juga membantu ekosistem laut, dan mengatasi pencemaran,” pungkasnya.*
Laporan Novia Suhari