Wamenkes: Cegah Stunting Mulai dari Kesehatan Calon Ibu dan Pantauan Ketat Kehamilan

FORUM KEADILAN – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menegaskan komitmen Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam mendukung program penurunan kemiskinan ekstrem dan stunting bersama lintas kementerian melalui pendekatan pencegahan sejak dini.
Menurutnya, penanganan stunting tidak hanya dilakukan setelah anak teridentifikasi stunting, tetapi dimulai jauh sebelum itu, yakni dengan memastikan kesehatan calon ibu dan ibu hamil.
“Kami sepakat bahwa penurunan stunting itu bukan dilakukan pada saat kita mengidentifikasi stunting. Pendekatan spesifik harus dilakukan sebelum stunting itu muncul, dimulai dari kesehatan calon ibu,” katanya kepada wartawan, di Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Jakarta Timur, Senin, 13/1/2025.
Ia menuturkan, pencegahan dimulai dari remaja putri, karena salah satu penyebab utama stunting adalah tingginya angka anemia pada remaja putri. Untuk mengatasi hal ini, Kemenkes telah mendistribusikan obat penambah darah kepada remaja putri di seluruh Indonesia.
“Remaja putri dengan anemia yang tinggi berisiko melahirkan bayi stunting di masa depan. Maka, kita bagikan obat tambah darah agar mereka tidak dalam kondisi anemia ketika hamil,” ujarnya.
Selain mencegah anemia pada calon ibu, Kemenkes juga fokus pada pemantauan kehamilan dengan membagikan alat USG ke seluruh puskesmas di Indonesia. Melalui USG, pertumbuhan dan perkembangan janin dapat dipantau secara intensif.
“Kalau janin ternyata beratnya tidak sesuai dengan usia kehamilan dan tidak ada intervensi, maka kemungkinan besar bayi akan lahir stunting. Karena itu, kesehatan ibu dan janin dipantau, termasuk kebutuhan gizinya selama masa kehamilan,” kata Dante.
Setelah bayi lahir, pemantauan tetap dilakukan dengan alat pengukuran berat badan standar yang telah dikalibrasi secara merata di seluruh Indonesia. Jika berat badan bayi tidak naik sesuai standar, maka intervensi harus segera dilakukan.
“Kalau bayinya tidak naik berat badannya, maka itu harus cepat diintervensi, karena mengobati stunting lebih sulit dibandingkan mencegahnya,” ucapnya.
Melalui hal tersebut, Dante optimis bahwa dengan kerja sama lintas kementerian dan langkah pencegahan yang sistematis, Indonesia dapat mencetak generasi muda yang sehat dan unggul dalam menghadapi bonus demografi pada tahun 2045.
“Dengan kerja sama lintas kementerian, kita berharap dapat mencapai generasi emas yang sehat dan berkualitas pada masa depan,” tutupnya.*
Laporan Novia Suhari