Dokumenter Skandal Kim Keon Hee Viral di Tengah Pemakzulan Presiden Yoon Suk Seol

FORUM KEADILAN – Kim Keon Hee, istri Presiden Korea Selatan, menjadi pusat perhatian publik di tengah proses pemakzulan Yoon Suk Yeol, setelah sebuah film dokumenter nya dirilis pada Kamis 12/12/2024, mengungkap skandal besar yang melibatkan dirinya.
Film produksi Kino Films, berjudul ‘First Lady’yang disutradarai Ae-mong, dirilis di tengah situasi politik yang memanas di Korea Selatan, ketika Presiden Yoon menghadapi ancaman pemakzulan oleh parlemen. Film ini ditayangkan di jaringan bioskop besar seperti CGV, Megabox, Lotte Cinema, serta bioskop independen.
Berdasarkan data Dewan Perfilman Korea, First Lady berhasil menarik 4.822 penonton pada hari pertama, menempatkannya di peringkat kedelapan box office lokal. Jumlah ini terus meningkat hingga mencapai 7.048 penonton pada Jumat 13/12/2024.
Film ini mengangkat berbagai kontroversi terkait Kim Keon Hee, termasuk dugaan penerimaan tas mewah sebagai hadiah, keterlibatan dalam perubahan rute di Jalan Tol Yangpyeong, hingga campur tangan dalam urusan negara.
Tokoh-tokoh penting turut memberikan komentar, seperti Lee Myung-soo, seorang reporter yang mengungkap rekaman percakapan dengan Kim, serta Pendeta Choi Jae-young, yang diduga memberikan tas tangan mewah kepada Kim.
Selain itu, Ahn Hae-wook, mantan ketua Federasi Taekwondo Sekolah Dasar Korea, bersaksi tentang dokumen yang dikenal sebagai Yoon’s X-File. Dokumen yang tersebar di internet pada Juni 2021 tersebut mengklaim bahwa Kim, sebelum menikahi Yoon pada 2012, pernah bekerja sebagai pramugari yang dijuluki Julie di sebuah klub malam hotel di Seoul Selatan.
Trailer First Lady, yang diunggah ke saluran YouTube Korea Film pada Jumat 6/12/2024, telah ditonton lebih dari 600.000 kali dan mengumpulkan 1.700 komentar. Trailer tersebut diakhiri dengan kutipan dari rekaman percakapan Kim, di mana ia berkata, “Jika saya memperoleh kekuasaan, mereka tidak akan luput dari hukuman,” diikuti oleh tawa Kim.
Kehadiran film ini menjadi semakin relevan di tengah meningkatnya ketegangan politik di Korea Selatan, sekaligus mempertegas isu-isu seputar dugaan penyalahgunaan kekuasaan oleh Kim Keon Hee.
Sebelumnya, film ini sempat direncanakan untuk diputar di Majelis Nasional, tetapi dibatalkan setelah mendapat keberatan dari Partai Kekuatan Rakyat, yang merupakan pendukung Presiden Yoon.*
Laporan Zahra Ainaiya