FORUM KEADILAN – Masa depan Suriah pasca tumbangnya rezim Bashar al-Assad diprediksi menghadapi tantangan besar.
Pengamat politik Timur Tengah Dina Sulaeman menyoroti potensi kekacauan yang bisa terjadi akibat meningkatnya perdagangan senjata dan ketidakpastian stabilitas politik di negara tersebut.
“Jual beli senjata sekarang menjadi bebas. Orang-orang ketakutan dan akhirnya membeli senjata. Ini tidak aneh jika akhirnya terjadi chaos,” ujar Dina kepada Forum Keadilan, Jumat, 13/11/2024.
Dina membandingkan situasi di Suriah dengan Libya pasca tumbangnya Muammar Gaddafi. Libya, yang sebelumnya dikenal sebagai negara paling makmur di Afrika, kini masih dilanda ketidakstabilan setelah kejatuhan rezim tersebut.
“Dahulu Libya adalah negara paling makmur di Afrika, kaya raya luar biasa. Namun, begitu pemimpinnya tumbang, yang terjadi adalah chaos. Saya khawatir hal yang sama akan terjadi di Suriah,” katanya.
Dina juga menyoroti risiko munculnya kembali ekstremisme agama di Suriah, terutama jika kelompok, seperti Hayat Tahrir al-Sham (HTS) mengambil alih kekuasaan.
Dina membandingkan situasi ini dengan Afghanistan setelah Taliban kembali berkuasa.
“Dulu ada harapan besar di Afghanistan. Tapi tidak lama, sekarang balik lagi seperti dulu. Perempuan dipersulit untuk sekolah dan ekstremisme agama kembali muncul. Jadi, apakah benar nanti ketika HTS berkuasa mereka tidak akan ekstrem lagi seperti yang dijanjikan?” ungkapnya.*
Laporan Muhammad Reza