FORUM KEADILAN – Retno Marsudi, mantan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI), kini menjabat sebagai direktur non-eksekutif di Gurin Energy. Setelah empat dekade menjabat di pemerintahan Republik Indonesia, ia melanjutkan kariernya ke perusahaan pengembang energi terbarukan asal Singapura.
Berdasarkan resmi rilis perusahaan, Retno akan menempati jabatan sebagai direktur non eksekutif Independen pada tata kelola perusahaan, memberikan arahan strategis secara efektif kepada tim manajemen Gurin Energy, dimulai per Kamis 21/11/2024.
Gurin Energy, yang memiliki fokus pada pengembangan energi terbarukan, melihat Retno sebagai sosok yang tepat untuk mendukung misi perusahaan. Pengalaman panjangnya dalam diplomasi dan hubungan internasional diharapkan mampu membantu perusahaan menghadapi tantangan global dan memperluas jangkauan operasionalnya.
Penunjukan Retno sebagai anggota dewan direksi didasarkan pada rekam jejaknya yang luar biasa, termasuk keberhasilannya menjadi Menteri Luar Negeri wanita pertama di Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Berbagai penghargaan yang diterimanya, diantaranya adalah Agent of Change dari PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, mencerminkan dedikasi dan pengaruh positifnya baik didalam maupun luar negeri.
“Kami merasa terhormat untuk menyambut Yang Mulia Retno Marsudi ke dalam jajaran Direksi Gurin Energy. Pengalaman beliau yang luas, pandangan strategis yang tajam, dan pengetahuan regionalnya yang mendalam akan memungkinkan kami untuk melangkah lebih mantap dan lebih jauh dalam misi kami untuk mempercepat transisi energi di Asia, dan kami mengucapkan selamat bergabung kepada beliau,” kata Chairman Gurin Energy, Vimal Vallabh, Sabtu 23/11/2024.
Sementara itu, Retno menyatakan antusias nya atas penunjukan ini. Ia mengatakan Gurin adalah perusahaan energi terbarukan yang progresif dan berani membuat terobosan besar menuju masa depan energi bersih, terutama di Jepang, Korea Selatan, Singapura, Indonesia, serta negara-negara lain di Asia Tenggara.
“Saya berharap dapat bekerja sama dengan rekan-rekan direksi lainnya, serta tim manajemen Gurin Energy, dalam mewujudkan visi kita bersama untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi Asia,” ujar Retno
Gurin Energy Pte Ltd adalah perusahaan yang berfokus pada pengembangan energi terbarukan, khususnya dalam pembangunan, kepemilikan, dan pengelolaan proyek-proyek energi angin dan surya di berbagai wilayah Asia. Berkantor pusat di Singapura, perusahaan ini juga menyediakan solusi penyimpanan energi untuk mendukung inisiatif keberlanjutannya.
Manajemen internalnya dan Infratil Ltd adalah sebuah perusahaan investasi infrastruktur yang terdaftar di bursa saham, dengan jaringan platform energi terbarukan di Amerika Serikat, Eropa, dan Australia. Infratil Ltd dikelola oleh Morrison, sebuah perusahaan investasi infrastruktur global.
Kemudian diketahui, Gurin Energy memiliki sejumlah 7 GW proyek pembangkit listrik tenaga surya di berbagai negara termasuk Jindo Green Solar di Korea Selatan, PLTS Palauig di Filipina, hingga Vanda Solar & Battery Project. Selain itu ada juga proyek sistem penyimpanan BESS di Jepang, proyek tenaga surya capas di Tarlac, Filipina, dan PLTS Stella Power 1 & 2 di Thailand.*
Laporan Zahra Ainaiya