FORUM KEADILAN – Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PDIP Deddy Sitorus mengkritik langkah Presiden Prabowo Subianto yang mendukung salah satu pasangan calon (paslon) dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (Pilgub Jateng), Ahmad Luthfi dan Taj Yasin.
Mulanya Deddy mengapresiasi pidato Prabowo yang mengatakan tidak akan ada titip-menitip dalam pilkada. Hal itu, kata dia, mengingat adanya peristiwa di beberapa tempat di mana kekuatan negara melakukan intervensi.
“Karena sebelumnya banyak sekali peristiwa yang membuat kita meragukan di beberapa tempat provinsi, yang intervensi berbagai instrumen kekuatan negara itu sangat nyata, telanjang, dan masif,” kata Deddy dalam Rapat Dengar Pendapat antara Komisi II dan Menteri Dalam Negeri, Senin, 11/11/2024.
“Tapi kebahagiaan saya dengan pidato presiden itu luntur hanya dalam tiga hari. Ketika kemudian Presiden RI yang sangat kita hormati Pak Prabowo Subianto ternyata kemudian menjadi endorser, promotor untuk satu pasangan calon Gubernur di Jateng,” tambahnya.
Deddy pun lantas membantah pernyataan Istana yang mengatakan tidak ada larangan bagi Presiden untuk berkampanye. Menurut Deddy, Presiden harus cuti terlebih dahulu sebelum mengampanyekan salah satu paslon.
“Ketika Presiden RI turun kelasnya menjadi campaigner, jurkam untuk satu calon, saya kira kita kehilangan harapan bahwa pemilu ini memang akan berlangsung dengan jujur dan adil,” tuturnya.
Sebelumnya, dukungan Prabowo terhadap salah satu calon Gubernur Jawa Tengah tersebut diunggah dalam akun resmi Instagram ahmadlutfi_official pada Sabtu, 9/11.
Dalam video tersebut, Prabowo menekankan untuk mempercepat pembangunan ekonomi dan memberantas korupsi. Untuk itu, kata dia, Ahmad Luthfi-Taj Yasin adalah sosok yang tepat untuk Jawa Tengah.
“Untuk itu, saya butuh dukungan dari provinsi dan dari kabupaten, saya percaya bahwa dua tokoh yang tepat untuk Jawa Tengah adalah Saudara Komisaris Jenderal Polisi Ahmad Luthfi, seorang yang telah bertugas dan mengabdi Jawa Tengah cukup lama,” kata Prabowo.*
Laporan Syahrul Baihaqi