FORUM KEADILAN – Dalam politik Amerika Serikat (AS), menuju pemilihan Presiden pernyataan yang kuat dan kontroversial sering muncul. Baru-baru ini, Wakil Presiden AS, Kamala Harris menuduh Presiden AS ke-45 Donald Trump sebagai orang yang cenderung Fasis.
Tuduhan ini muncul saat pertanyaan pemilih tentang kesesuaian Trump untuk jabatan presiden Amerika dalam acara yang diselenggarakan oleh televisi nasional di Pennsylvania, pada hari Sabtu 23/10/2024.
Ketika ditanya oleh pembawa acara televisi nasional Anderson Cooper bertanya kepada Harris, apakah dia menganggap Trump seorang Fasis, Harris dengan cepat menjawab bahwa Trump adalah seorang Fasis.
“Ya, saya pikir begitu,” ujar Harris pada saat menghadiri acara yang diselenggarakan di Pennsylvania.
Pernyataan Wakil Presiden AS itu mengenai Trump, dipicu oleh pengungkapan dari kepala staf Trump yang paling lama menjabat, John Kelly, yang membahas pujian Republikan itu untuk diktator Nazi dan militernya dalam Perang Dunia II.
Sebagai informasi, Kelly adalah seorang veteran Perang Irak yang dikagumi di AS, Kelly mengatakan kepada The New York Times bahwa Trump pernah mengatakan soal Hitler yang pernah melakukan hal yang baik.
“Hitler juga melakukan beberapa hal baik”, ujar Trump
Menanggapi hal ini, para pesaing Trump yang menyuarakan kekhawatiran tentang kesediaannya untuk menghormati demokrasi Amerika. Kelly pun juga mengulangi peringatannya bahwa dia yakin mantan bosnya menunjukkan cenderung otoritarian.
“Dia jelas otoritarian dan mengagumi para diktator”, ujar Kelly
Terlihat jelas bahwa tujuan Harris saat itu adalah berupaya mengingatkan publik tentang bahaya kepemimpinan yang tidak stabil. Ia menyoroti bahwa dalam periode kedua kepemimpinan Trump, tidak ada lagi sosok seperti Kelly atau Jenderal Mark Milley yang bisa menahan dorongan impulsifnya.
Lantas, apa itu Fasis atau yang dikenal dengan paham Fasisme, bagaimana sejarah kemunculannya?
Fasisme atau Facism atau Fascismo berasal dari kata Latin fasses yang merupakan simbol otoritas hakim sipil pada masa Romawi Kuno dengan wujud serumpun batang yang diikatkan di kapak. Secara etimologi, fasis dapat diartikan sebagai kejayaan.
Fasisme muncul sebagai ideologi besar yang dianut oleh beberapa negara di dunia. Fasisme berkembang usai Perang Dunia I (1914-1918) atau dekade 1920-an.
Fasisme merupakan suatu sikap nasionalisme yang berlebihan dan merupakan suatu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain.
Paham fasisme dan Komunisme memiliki kesatuan yang sama. Keduanya sering dikelompokkan sebagai sistem totaliter. Keduanya pun juga sama dalam hal pemerintahan, yaitu kediktatoran satu Partai.
Pada masa Perang Dunia II (1939-1945), fasisme semakin menguat. Ada Italia, Jerman, dan Jepang, yang ingin meluaskan pengaruh ekstra-nasionalis mereka. Usai Perang Dunia II, ideologi fasisme seakan-akan berakhir, tetapi sebenarnya tidak demikian.
Fasisme semakin mendapat dukungan, dengan muncul pengorganisasian pemerintahan dan masyarakat secara totaliter, kediktatoran partai tunggal yang bersifat ultra-nasionalis, rasis, militeris, dan imperialis.
Ideologi Fasisme dipimpin oleh beberapa tokoh fasis dan negara yang menganut paham Fasisme, yaitu seperti Benito Mussolini di Italia, Adolf Hitler di Jerman, Francisco Franco alias Jenderal Franco di Spanyol, Ioannis Metaxas di Yunani, Ferenc Szalasi di Hungaria, serta Perdana Menteri Jepang pada masa Kaisar Hirohito yaitu Hideki Tojo.
Gerakan Fasisme memiliki satu tujuan yang sama yaitu menghancurkan musuh yang dianggap berasal dari ideologi lain dan cenderung mengendalikan berbagai aspek kehidupan, membatasi kebebasan berpendapat, media, dan kritik terhadap pemerintah. Ini menciptakan suasana yang dapat merusak kesejahteraan masyarakat.
Pemerintahan Fasis bisa berakhir menjadi otoriter yang sulit dilawan, yang pada akhirnya merusak tatanan sosial dan kesejahteraan rakyat.*
Laporan Zahra Ainaiya