Senin, 07 Juli 2025
Menu

Dugaan Penyalahgunaan Donasi, Siapa yang Bantu Siapa yang Dipolisikan

Redaksi
Pratiwi Noviyanthi bersama keluarga Agus | YouTube Pratiwi Noviyanthi
Pratiwi Noviyanthi bersama keluarga Agus | YouTube Pratiwi Noviyanthi
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Viral di media sosial soal kasus Agus, korban penyiraman air keras dan seorang YouTuber penggalang dana, Pratiwi Noviyanthi. Peristiwa ini menyoroti sisi gelap dari aksi kemanusiaan dan memunculkan berbagai pertanyaan mengenai transparansi dalam pengelolaan donasi.

Kasus ini bermula ketika penyiraman air keras terhadap Agus terjadi ketika dirinya mengendarai sepeda motor di Jalan Nusa Indah, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat pada Minggu, 1/9/2024. Hal itupun dibenarkan oleh Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol M Syahduddi.

Aksi penyiraman air keras pada Agus sempat terekam CCTV yang menjadi viral di media sosial. Setelah diusut oleh pihak kepolisian, polisi menamkap pelaku penyiraman air keras berinisial JJS alias A di wilayah Cipondoh, Tangerang pada Rabu, 4/9.

Air keras sendiri adalah larutan asam kuat yang cukup pekat. Air keras ini mengandung bahan kimia berbahaya yang mengakibatkan luka bakar terhadap korbannya. Selain mengalami luka fisik, sesorang yang terkena air keras tak jarang akan mengalami shock, sesak nafas, pusing, mual, muntah hingga sensasi yang berdebar-debar.

Pelaku diketahui sebagai bawahan Agus di sebuah kafe tempat mereka bekerja. Polisi menyebut bahwa motif pelaku menyiram air keras karena merasa sakit hati terhadap Agus yang kerap memarahinya di tempat kerja.

Novi, seorang youtuber yang dikenal aktif dalam kegiatan sosial, melihat Agus dan kemudian tergerak untuk membantu. Ia membuat konten di YouTube-nya untuk penggalangan dana yang digunakan membantu Agus menjalani pengobatan. Donasi yang terkumpul pun mencapai jumlah yang cukup fantastis.

Namun, tak lama kemudian, muncul dugaan bahwa dana tersebut tidak digunakan secara semestinya oleh Agus. Diketahui, donasi untuk Agus lewat Novi terkumpul senilai Rp1,5 miliar. Novi mengklaim menemukan bukti bahwa sebagian dana digunakan untuk keperluan pribadi Agus. Hal ini bermula karena tidak adanya transparansi penggunaan uang donasi oleh pihak Agus.

Atas dasar dugaan penyalahgunaan dana tersebut, Novi melaporkan Agus ke pihak kepolisian. Beberapa hari kemudian, muncul ungkapan yang menuntut Agus untuk mengembalikan uang donasi. Hal ini merupakan wujud kecewa dari para donatur.

Tidak tinggal diam, melalui Farhat Abbas, Agus melaporkan balik Novi dengan tuduhan pencemaran nama baik setelah beredar kabar penyalahgunaan donasi ramai di media sosial. Pihaknya juga melaporkan atas tuduhan pemerasan.

Tuduhan ini pun memicu perdebatan hangat di media sosial, dengan masing-masing pihak saling melontorkan tuduhan.

Kasus ini dengan cepat menjadi viral dan memicu perdebatan sengit di kalangan warganet. Tidak tinggal diam, pihak kepolisian pun melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkapkan kebenaran di balik kasus ini.

Diketahui saat ini, terdapat video yang tersebar di media sosial, memperlihatkan Agus menangis dipangkuan ibunya dan mengatakan bahwa Agus ingin mengakhiri hidupnya sejak batal mediasi dan dihujat warganet,

“Sampai saat ini pemilik yayasan tidak pernah melindungi, membela Agus yang lagi mutam. Sehingga hari ini Agus mau bunuh diri, dan menyatakan ‘saya ga tahan lagi’,” kata Farhat Abbas dalam video yang beredar.

Diketahui, uang donasi Agus telah dipindahkan ke yayasan milik Pratiwi Noviyanthi. Hal ini dilakukan dengan alasan agar pengeluarannya bisa lebih transparan dan mudah dipantau.

Kasus yang sudah ramai di media sosial ini memiliki dampak yang signifikan, baik bagi para pihak yang terlibat maupun bagi masyarakat luas. Kasus ini menimbulkan keraguan dikalangan masyarakat terhadap aksi-aksi sosial dan penggalangan dana. Banyak orang yang menjadi ragu terhadap niat baik para penggalang dana.

Dari kasus ini juga meyoroti pentingnya transparansi dalam pengelolaan donasi. Masyarakat semakin menuntut adanya mekanisme yang lebih baik untuk memastikan bahwa dana donasi digunakan sesuai dengan tujuannya.

Media sosial berperan besar dalam menyebarkan informasi mengenai kasus ini. Namun, di sisi lain media sosial juga dapat menjadi sarana untuk menyebarkan hoaks atau informasi yang tidak benar adanya. Dengan adanya kasus ini pun, warganet membanjiri komentar di setiap postingan yang sedang membahas kasus penyalahgunaan donasi ini.

“Dari cerita si Agus dari temen kerjanya kita makin tahu kenapa si Agus disiram air keras,” tulis komentar @#fyp di TikTok.

“Dapet uang donasi disuruh berobat malah dibuat bayar Farhat Abbas lucu kali kau Guss. Agus sedihhhhhh,” tulis komentar @kconksanto08 di TikTok.*

Laporan Pangesti Handayani