Gurun Sahara Banjir Setelah 50 Tahun Kering

Gurun Sahara Banjir Setelah 50 Tahun Kering | Ist
Gurun Sahara Banjir Setelah 50 Tahun Kering | Ist

FORUM KEADILAN – Perubahan iklim yang semakin tidak menentu telah menciptakan anomali cuaca yang mengejutkan di seluruh dunia.

Hujan deras yang turun di Maroko berdampak pada Gurun Sahara dan danau di sekitarnya. Banjir besar menghantam wilayah itu hingga mengisi danau yang sudah mengering selama 50 tahun terakhir.

Bacaan Lainnya

Gurun Sahara adalah nama padang pasir terbesar di dunia. Nama “Sahara” diambil dari bahasa Arab yang berarti “padang pasir”. Gurun Sahara adalah gurun panas terbesar di dunia dan gurun terbesar ketiga setelah Antartika dan Arktik. Sahara terletak di utara Afrika dan berusia 2,5 juta tahun.

Padang pasir ini membentang dari Samudra Atlantik ke Laut Merah. Padang pasir ini membagi dua benua Afrika menjadi Afrika Utara dan Afrika “yang sejatinya”. Kedua bagian benua ini sangat berbeda, baik secara iklim maupun budaya. Luas padang pasir ini sekitar 9.200.000 kilo meter persegi.

Pada September 2024, hujan deras yang melebihi curah hujan tahunan menghujani beberapa wilayah di Maroko Tenggara. Dalam waktu dua hari, lebih dari 1.000 mm hujan tercatat di Tagounite, sebuah desa sekitar 450 km selatan ibu kota, Rabat.

Hujan deras yang jarang terjadi meninggalkan laguna air biru di antara pohon palem dan bukit pasir Gurun Sahara, yang menyuburkan beberapa wilayah keringnya dengan lebih banyak air dari pada yang pernah mereka lihat selama beberapa dekade. Gurun Maroko Tenggara merupakan salah satu tempat terkering di dunia dan jarang mengalami hujan di akhir musim panas.

Satelit NASA memperlihatkan air deras mengalir mengisi Danau Iriqui. Badai itu meninggalkan jejak yang memukau berupa air mengalir deras melalui pasir Sahara di tengah kastil dan tumbuhan gurun, dasar danau yang terkenal antara Zagora dan Tata yang telah kering selama 50 tahun.

Menurut NASA, banjir di Gurun Sahara terjadi akibat beberapa faktor, yakni :

1. Iklim dan geografi Gurun Sahara

Gurun Sahara membentang di kawasan Afrika Utara dengan luas mencapai 9,2 juta kilometer persegi. Wilayah ini mencakup sejumlah negara separti Aljazair, Libya, Niger dan Mali. Dengan iklim yang sangat kering, Sahara sering kali menghadapi suhu ekstrem, di mana siang harinya bisa sangat panas sementara malamnya bisa menjadi sangat dingin.

2. Kembalinya air ke Danau Iriqui setelah 50 tahun

Danau Iriqui kembali terisi berkat peningkatan curah hujan. Ini memberi harapan bagi ekosistem dan masyarakat sekitar, sekaligus menarik minat ilmuwan untuk meneliti dampaknya terhadap lingkungan.

3. Menggali Dampak Perubahan Iklim

Fenomena ini mengungkap dinamika perubahan iklim di Sahara. Masyarakat dan peneliti kini mempelajari dampaknya terhadap ekosistem dan sosial-ekonomi, menjadikan banjir ini tanda perubahan dan harapan di tengah tantangan iklim.

Curah hujan tinggi yang terjadi di Sahara selama dua hari pada bulan September di sejumlah daerah kering telah melampaui rata-rata tahunan dan disebut ahli meteorologi sebagai badai ekstratropis.

Akibat banjir ini, Gurun Sahara menjadi dua hingga enam kali lebih basah dari sebelumnya. Apa yang terjadi di Gurun Sahara adalah dampak nyata dari perubahan iklim yang membuat cuaca di Bumi semakin tak menentu.*

Laporan Pangesti Handayani

Pos terkait