56 Orang Diduga Jadi Korban Penipuan Wedding Organizer di Bekasi

FORUM KEADILAN – Sebanyak 56 orang diduga menjadi korban penipuan oleh jasa Wedding Organizer (WO) Harmoni Wedding di Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi. Salah satu korban, Nia Dwiyani (24), menyebut total kerugian mencapai Rp1 miliar.
“Kalau yang baru laporan sudah 14 orang, tapi yang di grup kami para korban ada 56 orang, kerugiannya bisa sampai Rp1 miliar,” kata Nia kepada wartawan, dikutip, Rabu, 9/10/2024.
Nia menjelaskan, setiap korban rata-rata mengalami kerugian antara Rp10 juta hingga Rp13 juta. Ia juga menduga jumlah korban bisa bertambah karena belum semua korban melapor.
“Bisa aja bertambah, karena belum tahu semua korban laporan,” ungkapnya.
Nia bersama korban lainnya telah melaporkan kasus ini ke Polres Metro Bekasi Kota.
Ryan Setiawan (31), kakak dari salah satu korban, mengatakan WO tersebut menawarkan paket pernikahan dengan harga murah. Adiknya sendiri mengalami kerugian sebesar Rp18 juta dari total paket Rp24 juta yang sudah termasuk banyak layanan, kecuali katering.
“Adik saya baru bayar Rp18 juta, kerugiannya segitu, dan total paket wedding adik saya Rp24 juta, sudah include semua di luar katering, itu juga ada promo,” kata Ryan.
Menurut Ryan, kecurigaan muncul ketika ia melihat unggahan di media sosial yang menyebut WO tersebut menipu konsumennya. Ketika Ryan mendatangi kantor WO itu, ia menemukan tempatnya sudah berantakan dan pemiliknya tidak bisa dihubungi.
“Saya baru lihat berita di sosial media, pas saya ke lokasi (kantor WO) sudah berantakan lokasinya, sudah berantakan barangnya, orangnya sudah tidak ada, emang sudah nipu orang ini,” jelasnya.
Ryan juga menambahkan bahwa dua minggu sebelum ini, WO sempat meminta pelunasan meski kesepakatan awal menyebutkan pembayaran penuh dilakukan tiga hari sebelum acara.
“Sempat dua minggu yang lalu WO nya sempat WhatsApp minta dilunasin bulan ini, padahal perjanjian tiga hari sebelum acara,” tuturnya.
Ryan mengatakan, pihaknya tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap WO tersebut sejak awal berkomunikasi, karena sejumlah tetangga di wilayahnya tinggal kerap menggunakan jasa WO yang dimaksud.
“Kebetulan dekat rumah itu sering pakai WO dia tapi setahu saya dulu namanya Srikandi tapi lokasinya agak ke sana dikit ujung jalan sana dan baru pindah ke sini,” ucapnya.
Ryan berencana melaporkan pemilik WO ke Polsek Bekasi Selatan dan berharap korban lain segera melapor.
“Abis magrib adik saya baru pulang kerja nanti langsung laporan ke Polsek sekaligus bawa barang bukti,” pungkasnya.
Salah satu korban lainnya, EHW (27), mengaku mengalami kerugian Rp20 juta dan juga berencana melapor ke polisi.
“Tadi malam tepatnya Senin, 7/10, saya dan para korban yang lain dapat info lalu Instagram WO itu, lokasi Gmaps, dan kontak pemilik WO hilang, kami bingung juga harus ke mana, intinya saya sudah membayar Rp20 juta ke WO itu,” ujar EHW.
EHW mengatakan, pihaknya bersama sejumlah korban lainnya tengah mempersiapkan bukti transaksi pembayaran ke WO tersebut dan melaporkannya ke Polres Metro Bekasi Kota.
“Kami para korban rencananya mau melapor hari ini (Selasa, 8/10) ke Polres, lagi siapin bukti dulu saat ini,” tandasnya.*
Laporan Ari Kurniansyah