FORUM KEADILAN– Kementerian Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (KemenkoPMK) melalui rapat tingkat menteri bersama Kemenlu, Kemensesneg, Seskab, Kemenkeu, Kemenkes, dan BNPB, dan BPKP untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke empat negara sahabat.
Sebanyak empat negara sahabat yang menjadi tujuan yaitu bantuan tersebut adalah Yaman, Sudah, Palestina, dan Vietnam. Disebutkannya keempat negara sahabat itu tengah tertimpa krisis dan bencana. “Sudah tiba (bantuannya) di beberapa negara-negara yang tadi saya sebutkan,” kata Muhadjir Effendi, di KemenkoPMK, Jakarta Pusat, Selasa, 8/10/2024.
Dalam rapat telah diputuskan, bantuan kemanusiaan berasal dari dana siap pakai atau DSP yang dikeluarkan oleh BNPB kepada Yaman yang dilanda bencana banjir. Kemudian kepada negara Sudan dan Palestina yang tengah mengalami krisis kemanusiaan. Serta bantuan untuk Vietnam yang mengalami bencana Tophan Yogyaki pada September yang lalu.
Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan, masing-masing negara sahabat itu menerima bantuan secara tunai senilai 1 juta USD. Dana tersebut dikirim diberikan melalui Dana kerjasama Pembangunan Internasional atau DKPI.
“Untuk bantuan masyarakat Indonesia yang dikoordinasikan oleh Baznas untuk Sudan, senilai 78,5 ribu USD, akan terus dikirimkan bersama-sama dengan bantuan dari pemerintah,” bebernya.
Muhadjir mengungkapkan seluruh skema pembiayaan bantuan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Baik dengan mekanisme sumber APBN maupun dukungan lembaga-lembaga dan filantropi. “Pengiriman bantuan akan dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2024,” ucap Muhadjir.
Selanjutnya, Muhadjir berharap, bantuan dari Indonesia tersebut dapat meringankan beban para korban bencana dan krisis kemanusiaan di empat negara tersebut. Selain itu juga diharapkan dapat meneguhkan peraturan Indonesia dalam perdamaian dan aksi kemanusiaan internasional.
Sebelumnya, Muhadjir mengatakan bantuan krisis kemanusiaan untuk Palestina ini merupakan yang ketiga kali dengan total nilai 4,07 juta USD. Sedangkan, bantuan untuk Sudan sendiri merupakan yang pertama sebanyak 1 juta USD.*
Laporan Novia Suhari