Kamis, 07 Agustus 2025
Menu

Seandainya Arsjad Rasjid Hadir di Munaslub Kadin

Redaksi
Ketua Umum (Ketum) Kadinda NTB, Faurani, dalam Podcast Hanya Disini (PHD) 4K di Forum Keadilan TV, Minggu, 29/9/2024. | YouTube Forum Keadilan TV
Ketua Umum (Ketum) Kadinda NTB, Faurani, dalam Podcast Hanya Disini (PHD) 4K di Forum Keadilan TV, Minggu, 29/9/2024. | YouTube Forum Keadilan TV
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Ketua Umum (Ketum) Kadinda NTB Faurani menjelaskan kronologis mengenai apa yang terjadi dalam Munas Luar Biasa (Munaslub) yang dihadiri oleh 21 pemimpin Kadin Daerah dan 25 Anggota Luar Biasa Kadin Indonesia yang memutuskan Anindya Bakrie menjadi Ketua Umum (Ketum) Kadin 2024-2029.

Diketahui sebelumnya, Ketua Kadin hasil Munas 2022, Arsjad Rasjid, menyatakan bahwa Munaslub yang menetapkan Anindya Bakrie sebagai Ketum tidak sah karena melanggar AD/ART Kadin dan ditolak oleh 21 Kadin Provinsi.

Pihak Arsjad Rasjid pada Minggu, 15/9/2024 tak berhasil menggelar konferensi pers di Menara Kadin, yang dikuasai oleh pihak Anindya Bakrie hingga terjadi keributan, yang keributan yang berbuntut saling lapor antara kedua kubu.

Ketum Kadin versi Munas Arsjad Rasjid dan Munaslub Anindya Bakrie sama-sama meminta bantuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mendukung mereka dengan mengirimkan surat.

Faurani dalam Podcast Hanya Disini (PHD) 4K di Forum Keadilan TV mengungkapkan bahwa Kadin daerah telah mengundang Arsjad sebelumnya untuk dapat mempertanyakan terkait situasi pada saat itu.

“Kami ingin mempertanyakan pak Arsjad, kami undang juga beliau ada, kami undang petinggi-petinggi yang lain, namun pak Arsjad tidak datang,” ujar Faurani dalam Podcast PHD 4K di Forum Keadilan TV, dikutip pada Kamis, 3/10/2024.

“Munas ini kan sebuah pertemuan lah. Ada Munas, ada Munaslub itu beda, sama aja ini, cuma ini karena urgent kita anggap luar biasa, kami undang beliau gak hadir,” tambahnya.

Menurutnya, jika saja Arsjad dapat memenuhi undangan yang diberikan oleh Kadin maka penggantian Ketum Kadin tidak perlu dilakukan.

“Andaikan pada saat itu beliau hadir menjelaskan, kami akan siap dan sebagainya mungkin teruskan, gak perlu diganti lah, yaudah karena ini kan agenda kami daerah bersama asosiasi anggota luar biasa, sudah cukup syarat ya kami adakan,” jelasnya.

Ia mengungkapkan bahwa terdapat nama lain Arsjad, yakni Anindya Bakrie yang merupakan rival dari Ketum hasil Munas 2022 tersebut. Tetapi, Anindya melalui kesepakatan memilih untuk mengalah.

Lalu, nama Anindya muncul kembali menjelang Munaslub hingga tidak ada sosok calon Ketum lain yang akan ditunjuk sebagai Ketum Kadin selanjutnya.

“Beliau juga salah satu rival yang kuat, namun ada kesepakatan beliau mengalah gitu, nah, rupanya tiba-tiba karena sudah mendekati munaslub muncul agak kuat nama beliau, gak ada calon lain, engga ada cuman satu tunggal, sehingga ada pilihan lain, beliau kita tunjuk untuk menjadi ketua umum, sama-sama dan sepakat ya,” ungkapnya.

Faurani pun mengaku tidak berani untuk menebak-nebak mengapa hal tersebut dibiarkan terjadi.

“Pertimbangan beliau mungkin entah apa ya saya gak berani memprediksi kenapa harus dibiarkan kami sampai terjadi ini,” tuturnya.

“Kami ini di daerah menunggu. Bagaimana sih sebetulnya cara menyelesaikan situasi nasional yang agak sedikit berbeda ini sayang sekali, dan ini kan Munaslub baru pertama terjadi di Kadin Indonesia selama berdiri,” imbuhnya.*