FORUM KEADILAN – Sultan Bachtiar Najamudin resmi terpilih sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Periode 2024-2029 melalui pemilihan dengan sistem paket. Dia terpilih setelah mengalahkan senator asal Jawa Timur sekaligus petahanan Ketua DPD, Mahmmu La Nyalla Mattalitti.
Dalam perebutan kursi ketua DPD itu sempat memanas setelah Sultan sempat cekcok dengan La Nyalla. Insiden itu terjadi pada saat pembagian form pemberian dukungan 25 persen sebagai syarat maju sebagai pimpinan DPD RI. Ketika itu La Nyalla mendekat ke arah tengah ruang sidang dan tiba-tiba Sultan menghampirinya.
Kemudian keduanya terlibat cekcok, dan Sultan terlihat menunjuk La Nyalla. Beruntung para anggota DPD yang hadir sigap melarai keduanya. Senator asal Gorontalo Fadel Muhammad langsung menenangkan Sultan dan memintanya untuk kembali ke tempat duduknya. Aturan pemilihan sistem paket itu sendiri termaktub dalam tata tertib DPD RI yang disepakati dalam rapat paripurna sebelumnya.
Pada pemilihan ketua DPD itu dibagi menjadi dua paket. Paket pertama berisikan ketua DPD La Nyalla Mattalitti, Wakil Ketua yaitu Nono Sampono, Elviana, dan Andi Muh Ihsan. Paket kedua terdiri dari, Sultan B Najamudin, Wakil Ketua DPD RI yakni GKR Hemas, Yorrys Raweyai, dan Tamsil Linrung.
Pada penghitungan suara sebanyak 151 suara yang masuk dan satu suara abstain. Paket dengan ketua Sultan mendapatkan 95 suara, sedangkan paket ketua La Nyalla meraih 56 suara. Pemilihan ketua DPD tersebut dilakukan di ruang sidang DPD RI, Senayan Jakarta sejak Selasa, 1/10/2024 hingga Rabu, 2/10/2024 dini hari.
“Berdasarkan perolehan suara tersebut, sesuai ketentuan pasal 93 ayat 1 huruf B bahwa calon paket pimpinan DPD yang memperoleh suara paling sedikit 50 persen ditambah satu dari jumlah anggota yang hadir dan menandatangani daftar dalam sidang Paripurna DPD ditetapkan sebagai calon paket pimpinan DPD terpilih,” Wakil Ketua sementara DPD RI Larasati Moriska.
Setelah dilantik jadi Ketua DPD, Sultan mengaku bakal menemui presiden terpilih Prabowo Subianto. Kata dia, pertemuan atau silaturahmi diperlakukan untuk menciptakan hubungan yang harmonis. Hanya saja, Sultan belum mengetahui kapan pertemuan dengan presiden itu terpilih digelar.
“Karena mereka berkali-berkali mengatakan kita harus saling ketemu, kita harus sering diskusi,” ucap Sultan.