Jumat, 18 Juli 2025
Menu

Fufufafa Bisa Saja Mempersonifikasi Orang Lain

Redaksi
Pakar IT Muhammad Salahuddien Manggalany dalam Podcast Hanya di Sini (PHD) 4K Forum Keadilan bersama Poempida Hidayatullah, Jumat, 13/9/2024 | YouTube Forum Keadilan TV
Pakar IT Muhammad Salahuddien Manggalany dalam Podcast Hanya di Sini (PHD) 4K Forum Keadilan bersama Poempida Hidayatullah, Jumat, 13/9/2024 | YouTube Forum Keadilan TV
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Pemberitaan soal akun Fufufafa makin santer terdengar. Bahkan sekarang, warganet mengklaim bahwa mereka sudah mengetahui jika memang Gibran Rakabuming Raka adalah pemilik akun tersebut.

Atas klaim warganet ini, Pakar IT Muhammad Salahuddien Manggalany mengungkapkan, tidak ada salahnya masyarakat berpikir akun itu milik Gibran.

“Gak ada salahnya betul, karena istilahnya itu apa, ada kemungkinan dan mungkin dari perspektif mereka kemungkinannya lebih dari 50 persen,” ujar Didien dalam Podcast Hanya di Sini (PHD) 4K Forum Keadilan bersama Poempida Hidayatullah, Jumat, 13/9/2024.

Walaupun begitu, Didien meminta untuk berhati-hati, karena akun pseudonym seperti Fufufafa memiliki taktik dengan mempersonifikasikan diri mereka seolah-olah orang lain.

“Meskipun memang musti hati-hati juga, karena memang untuk akun-akun pseudonym itu memang salah satu taktiknya mempersonifikasi dirinya seperti seolah-olah seseorang. Jadi, wah itu kan memang si ini di belakangnya gitu padahal enggak juga,” jelas Didien.

Didien juga menyarankan untuk lebih berhati-hati bermedia sosial agar tidak terjadi hal serupa seperti Fufufafa.

Ia mencontohkan soal ujaran para politisi sebelum memiliki jabatan. Kata dia, postingan sebelum politisi menjabat dapat menjadi aib ketika ia diberikan jabatan.

Sebab sebelum punya jabatan, seseorang tidak memiliki kekhawatiran dan tidak punya beban moral untuk menjadi contoh yang baik bagi masyarakat.

Seandainya benar Fufufafa adalah akun Gibran, maka menurut Didien, wajar saja kalau ia mengunggah ujaran seperti itu.

Sebagaimana diketahui, ayahnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi), dimaki-maki oleh banyak orang pada saat Pilpres 2014. Jadi, pantas Gibran membalas makian orang-orang terhadap sang ayah.

“Kalau saya sih bilang pantes lah dia anaknya orang yang dimaki-maki tiap hari. Masa gak boleh ngebales,” tutur Didien.

Sementar, Poempida memandang, seharusnya Gibran bisa terbuka saat ini, karena meluapkan amarah seharusnya tidak akan menjadi masalah. Terlebih itu terjadi dahulu.

Namun, kata Didien, jikalau unggahan-unggahan Gibran di akun Fufufafa diramaikan di media sosial di 2014, isu ini tidak akan ramai.

Isu tersebut menjadi bernilai karena Gibran sekarang merupakan seorang calon wakil presiden (wapres) Prabowo Subianto yang bakal dilantik Oktober mendatang.

“Coba kalau dulu presidennya bukan Pak Jokowi, akhirnya Pak Jokowi gak menang gitu, apalagi. Sudah gak ada nilainya gak mungkin diungkap juga,”

Hal seperti ini akhirnya menjadi sebuah pelajaran bagi para calon politisi. Ia pun menyarankan, jika ingin menjadi politisi, jangan hanya memiliki tim sukses tetapi juga tim pemburu aib.*