Jumat, 25 Juli 2025
Menu

Hikmah Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Redaksi
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad SAW | Rahmad Fadjar Ghiffari/Forum Keadilan
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad SAW | Rahmad Fadjar Ghiffari/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Setiap tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Hijriah diperingati sebagai hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Umat muslim memperingatinya sebagai wujud rasa cinta kepada Rasulullah SAW. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang terus berkembang di masyarakat Islam.

Adanya peringatan Maulid Nabi ini merupakan ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW saat lahir ke dunia. Perayaan ini biasanya juga diisi dengan menggelar pengajian, pembacaan sholawat, dzikir, pembacaan Al Quran, hingga memberikan sedekah kepada kerabat maupun orang-orang sekitar.

Masyarakat muslim tidak hanya bergembira merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW, tapi juga bersyukur atas teladan, jalan hidup dan tuntunan yang dibawanya. Selain memupuk rasa cinta terhadap Nabi Muhammad SAW, perayaan Maulid Nabi ini juga dijadikan momentum untuk meneladani akhlak Rasulullah SAW. Selain itu, masih banyak hikmah yang dapat dipetik oleh umat muslim ketika memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Apa saja?

Berikut ini adalah beberapa hikmah yang bisa dipetik dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW:

  • Menodorong umat Islam untuk membaca sholawat

Hikmah Maulid Nabi tentang perintah membaca sholawat ini tertuang dalam Surat Al Ahzab: 56 yang artinya:

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam pengjormatan kepadanya.

Keutamaan membaca sholawat Nabi juga tertuang dalam sabda Rasulullah SAW yang artinya:

Dari Abdullah ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: Orang yang paling berhak mendapat syafaatku kelak di hari kiamat adalah orang yang paling banyak membaca sholawat untukku.

  • Ungkapan kegembiraan dan kesenangan terhadap Nabi Muhammad SAW

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi ungkapan kegembiraan dan kesenangan dengan kelahirannya ini tertuang dalam Surat Yunus Ayat 58 yang artinya:

Katakanlah: Dengan kurnia Allah dan Rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.

Karunia dan rahmat yang Allah maksud dalam ayat ini adalah salah satunya kelahiran Nabi Muhammad SAW. Perayaan Maulid Nabi menjadi bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang begitu besar ini. sebab, Nabi Muhammad-lah yang membuat umat Islam mengenal Allah SWT.

  • Meningkatkan rasa syukur

Hikmah yang satu ini mengajarkan umar Islam untuk meningkatkan rasa syukur terhadap nikmat dan rezeki yang diberikan. Salah satu rasa syukur yang harus terus ditingkatkan adalah kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT dan menjadi penerang serta pemberi syafaat kelak.

  • Mengajarkan keadilan

Sebagai Nabi terakhir yang lahir ke dunia, Nabi Muhammad adalah contoh pemimpin yang sempurna dan adil. Pentingnya memperlakukan semua orang dengan adil diajarkan oleh Rasulullah SAW dalam setiap perjalanan hidupnya.

  • Mengajarkan kedermanwanan dan kemurahan hati

Nabi Muhammad SAW menjadi teladan bagi umat manusia karena memiliki sifat dermawan dan murah hati yang patut dicontoh. Terlebih lagi kehidupan saat ini mendorong kita untuk bisa berbuat baik kepada siapa pun orang yang membutuhkan.

  • Meneladani perilaku dan perbuatan Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW menjadi teladan yang baik bagi umat manusia untuk berperilaku seperti yang tertuang dalam Surat Al Ahzab Ayat 21 yang artinya:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Perbuatan baik Nabi Muhammad harus selalu ditanamkan dalam keseharian umat manusia, mulai dari hal kecil hingga besar, dari duniawi hingga urusan akhirat.

  • Meneguhkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW

Kecintaan kepada Nabi Muhammad harus berada di atas segalanya, bahkan lebih tinggi dari kecintaan terhadap anak, istri, harta, kedudukan dan bahkan pada diri sendiri. Sebagai umat Islam, kecintaan kepada Rasulullah adalah sebuah keniscayaan sebagai konsekuensi dari keimanan. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah dalam HR. Al Bukhari yang artinya:

Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga aku lebih ia cintai dari ayahnya, anaknya dan manusia seluruhnya.

  • Melestarikan ajaran dan misi perjuangan Nabi Muhammad SAW

Melestarikan ajaran dan misi perjuangan Rasulullah SAW ini sesuai dengan sabda Rasulullah dalam HR. Malik yang artinya:

Aku tinggalkan pada kalian dua hal, kalian tidak akan tersesat dengannya, yakni Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya sallahu alaili wa sallam.

Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang banyak membawa perubahan baik bagi dunia. Keelokan akhlak dan adabnya menjadi suri tauladan yang patut diikuti oleh umatnya. Jikalau semua akhlak dan perilakunya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari umat manusia, maka kedamaian hingga keadilan dapat terwujud.*

Laporan Pangesti Handayani