Jenderal Bersahaja: Kompolnas Jangan Pilih Anggota yang Job Seeker

FORUM KEADILAN – Panitia Seleksi (Pansel) Calon Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) telah menyerahkan 12 nama kandidatnya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk diseleksi.
Dalam Podcast Politik Taktis (Poltak) Forum Keadilan pada Rabu, 11/9/2024, Brigjen Pol Yehu Wangsajaya yang pernah menjadi Kepala Sekretariat Kompolnas pada 2017-2020, memberikan pandangannya soal penyeleksian calon anggota pengawas polisi tersebut.
Awalnya, Patrice Rio Capella, host Podcast Poltak Forum Keadilan bertanya kepada Jenderal Yehu soal apa yang harus dilakukan oleh Kompolnas supaya tidak berperilaku sama seperti Kompolnas terdahulu dan bisa membenahi Polri.
“Apa yang harus dilakukan oleh Kompolnas supaya tidak sama saja? Ada atau tidak ada, ya kan sama aja kira-kira gitu,” ujar Rio Capella.
Yehu menjawab, untuk membuat Kompolnas lebih baik harus diawali dari perekrutan anggotanya. Ia meminta Presiden agar memilih anggota Kompolnas yang bukan sekedar pencari kerja.
“Jadi dimulai dari perekrutan ini. Jadi saya mohon kepada Bapak Presiden kalau nanti dikirim oleh panitia seleksi 12 orang, tolong dipilih memang bukan yang cari kerja,” kata Yehu.
Menurut Yehu, cara seleksinya harus diperbaiki untuk empat tahun ke depan, bahkan tidak hanya untuk Kompolnas, tetapi juga perekrutan pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Komisi Kejaksaan (Komjak) hingga Komisi Yudisial (KY).
“Saya bilang, ini cara seleksinya agak-agak menurut saya. Harus diperbaiki untuk empat tahun ke depan. KPK, Kompolnas, Komjak atau KY atau semuanyalah yang namanya pengawas-pengawas itu ya,” pungkas dia.
Yehu berpandangan, seharusnya pemerintahlah yang menjadi pencari (seeker), bukan menerima pencari kerja (job seeker) yang hanya ingin mengisi waktu luang.
“Jadi pemerintah harus seeker dong, harus dia yang mencari. Ini yang cocok. Langsung dipanggil, tawarin ya kan. Itu lebih mantap menurut saya daripada job seeker, daripada orang cari kerja. Daftar itu dia untuk cari kerja, mengisi waktu dan lain sebagainya,” tutur Yehu.
Selain merekrut anggota Kompolnas yang bukan pencari kerja, Yehu mengungkapkan bahwa pemerintah juga seharusnya memilih yang sudah selesai dengan dirinya sendiri.
Sebab menurut Yehu, orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri tidak akan mau menerima hadiah atau gratifikasi dari pihak-pihak manapun.
“Jangan dipilih yang job seeker. Pilihlah orang yang sudah selesai dengan kehidupannya, dengan dirinya. Karena ketika dia ke Polda, ke Mabes, ke Polres, itu kadang-kadang orang kepala-kepalanya, bos-bosnya, mereka kan itu pasti ada hadiah. Ada gratifikasinya ya kan? Ini kan gak boleh. Harus tolak,” tegas Yehu.
Sebelumnya diketahui, 12 nama peserta seleksi anggota Kompolnas telah dinyatakan lolos tes wawancara.
Anggota Pansel Kompolnas Edi Saputra Hasibuan kemudian mengatakan bahwa 12 nama tersebut telah diserahkan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto.
“Betul (telah diserahkan) beberapa hari lalu. Nama-nama sudah disampaikan lewat Pak Menko Polhukam sebagai Ketua Kompolnas untuk disampaikan (kepada) Presiden,” ungkap Edi dalam keterangannya, Jumat, 13/9/2024.
Walaupun begitu, Edi enggan memberitahukan identitas dari 12 peserta tersebut.
“Untuk nama silakan ditanyakan kepada Pak Menko Polhukam saja,” tutur Edi.
Dari 12 nama peserta yang telah diserahkan, Jokowi akan memilih enam nama yang akan menjadi anggota Kompolnas periode 2024-2028.*