PKS: Kami Tidak Pernah Tersandera

FORUM KEADILAN – Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menampik isu soal tersanderanya PKS oleh kekuasaan lantaran menarik dukungan terhadap Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.
Hidayat mengatakan, sejak dulu partainya selalu konsisten mendukung Anies tanpa ada keraguan.
“Kalau kami PKS faktanya, kita dulu mencalonkan Anies tahun 2019, mencalonkan Anies lagi tahun 2024, dan kami tidak tersandera dan baik-baik saja. Ketika kami mencalonkan Anies untuk Pilgub di Jakarta, kami juga enggak ada tersandera,” ucap Hidayat di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Selasa, 3/9/2024.
Hidayat menegaskan, latar belakang PKS menarik dukungan terhadap Anies lebih disebabkan hal-hal teknis, seperti kurangnya kursi PKS di Jakarta. Selain itu, Mahkamah Konstitusi (MK) baru membacakan peraturan terbaru di tanggal 20 Agustus.
“Seandainya Pak Anies memenuhi empat kursi, mungkin ceritanya lain atau kalau misalnya MK membacakan keputusan, MK itu kan keputusannya tanggal 1 Agustus ya, tapi baru dibacakan tanggal 20 Agustus. Seandainya MK membacakan keputusan tanggal 5 Agustus saja, akan dengan sendirinya PKS mencalonkan Anies. Tapi ini lah yang terjadi sekarang,” tuturnya.
Hidayat menuturkan bahwa di daerah-daerah selain Jakarta, PKS tidak selalu berkoalisi dengan kekuasaan. Hal itu, kata Hidayat, membuktikan partainya tidak tersandera.
“Dan bukti PKS tidak tersandra adalah di pilkada di luar Jakarta, PKS berkoalisi dengan banyak pihak yang lain, tidak sepenuhnya dengan kekuasaan. Misalnya di Jawa Barat, kita ke NasDem. Misalnya di Sumatra Barat, kita dengan Gerindra. Misalnya di Maluku Utara, dengan Hanura. Misalnya di NTB (Nusa Tenggara Barat), dengan Demokrat. Di mana tersanderanya?” tegasnya.
“Kami bebas merdeka, kadang kita berkoalisi dengan beberapa kelompok, kadang malah sendirian. Di Tangerang Selatan, kami sendiri melawan semua partai, di Depok pun juga demikian,” ujarnya.
Hidayat mengimbau kepada pihak-pihak tertentu agar tidak terus menggoreng isu keretakan Anies dan PKS, yang menurut Hidayat, sebenarnya baik-baik saja.
“Bahwa Pak Anies kemudian sekarang belum mendapatkan perahu untuk berlayar, ya itu realita yang Pak Anies sudah menerimanya dengan legowo gitu. Saya kira kita semuanya tidak perlu untuk kemudian mempertajam dengan, apalagi, menyampaikan penilaian-penilaian yang sesungguhnya tidak juga proporsional,” kata dia.
Untuk itu, Hidayat menilai, proses kontestasi Pilkada 2024 sebagai sebuah pembelajaran yang berharga.
“Menurut saya, sekali lagi, ya ini lah yang sudah terjadi, benar-benar akan menjadi pembelajaran yang terbaik untuk ke depan, termasuk juga bagaimana kita berkomunikasi atau kolaborasi,” pungkasnya.*
Laporan Muhammad Reza