Minggu, 20 Juli 2025
Menu

Penyisiran Pansus Haji DPR Terkait Kasus Haji Indonesia

Redaksi
Anggota Pansus Haji Iskan Qolba Lubis dalam Podcast Obrolan Hebat Orisinil (Oheo) di Forum Keadilan, pada Jumat, 30/8/2024. | YouTube Forum Keadilan TV
Anggota Pansus Haji Iskan Qolba Lubis dalam Podcast Obrolan Hebat Orisinil (Oheo) di Forum Keadilan, pada Jumat, 30/8/2024. | YouTube Forum Keadilan TV
Bagikan:

FORUM KEADILAN –  Tim Pengawas atau Timwas Haji DPR RI pada Minggu, 16/6/2024 menyampaikan bahwa akan segera membentuk sebuah panitia khusus (pansus) haji setelah kembali dari Mekkah dan Madinah.

Langkah ini diambil setelah ditemukannya sejumlah masalah yang terus berulang dalam pelaksanaan haji setiap tahunnya.

Hal ini disampaikan oleh Anggota Timwas Haji DPR RI, Selly Andriany Gantina yang mengungkapkan hasil pemantauan dan pengawasan di lapangan yang menunjukkan beberapa kendala yang dihadapi jemaah haji Indonesia.

Masalah ini ditemukan di berbagai prosesi haji, khususnya di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Selly menjelaskan bahwa Pansus Haji tak hanya akan mengevaluasi penyelenggaraan haji yang dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag), namun juga oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).

Dalam pemantauan di Mina pun, Timwas Haji DPR RI telah menemukan beberapa masalah serius dalam pelayanan jemaah haji Indonesia seperti banyak tenda yang penuh sesak karena melebihi kapasitas, pendingin ruangan yang tak berfungsi, konsumsi jemaah yang tak sesuai beserta kurangnya fasilitas kamar mandi.

Hal ini pula juga disampaikan oleh Ketua Tim Pengawas (Timwas) DPR RI Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

Sebelumnya, Cak imin turut mengungkapkan adanya keterlambatan transportasi bus yang membawa jemaah haji dari pemondokan ke Arafah.

Pengantaran jemaah yang dijadwalkan pada pagi hari ini mengalami keterlambatan hingga siang dan sore hari dan hal tersebut tentu mengganggu kenyaman dan kelancaran ibadah para jemaah.

Anggota Pansus Haji Iskan Qolba Lubis menekankan bahwa fokus Pansus Haji yang dibentuk oleh Timwas Haji DPR karena banyaknya masukan dari masyarakat yang dialami oleh para jemaah haji.

“Pansus ini sebetulnya gini kan ya, kita ini kan banyak masukan dari masyarakat ya kan, kemudian mulai sekarang jemaah haji kita ini dibanding-bandingan dengan negara lain ya kan, ‘kok begini, masa kita pelayanannya lebih bagus dari Sri Lanka’ kan gitu orang-orang,” ujar Iskan Qolba Lubis dalam Podcast Obrolan Hebat Orisinil (Oheo) di Forum Keadilan, pada Jumat, 30/8/2024.

Menurutnya, apa yang disampaikan oleh jemaah harusnya dilihat secara subjektif terutama melihat apa yang telah terjadi.

“Ini masih subjektif ya, jangan dulu bapak menganggap saya sudah begitu ya, masa kita ngeluh, kita ini kesannya mungkin samalah dengan Turki jumlahnya hampir sama kemakmurannya, jangan sampai jemaah kita seperti jemaah Afghanistan umpanya. Dia dapat tempat itu di atas gunung sana, enggak ada jual makanan di situ pulang dari Arafah enggak ada yang jualan kan kesel jemaah kita, masa kita di dekat Masjidil Haram itu ada jemaah,” jelasnya.

Iskan mengaku apa yang dialami oleh jemaah haji Indonesia membuat hati nya tergerak. Mengingat bahwa sebelumnya telah dibuat Panja namun masih belum tuntas permasalahannya.

“Kita jadi apa ya, terbawa hati kita gitu, nah kita pengin masa begini terus sih, sampai kapan gitu ya,” tuturnya.

Tak sampai situ, ia menegaskan bahwa Pansus Haji ini dibuat untuk mencari dimana letak kesalahannya dan bukan siapa yang salah.

“Nah begitu kita lihat, kita sudah melakukan panja enggak tuntas juga, maka mulailah kita sisirlah. Jadi tujuan kita sih dimana kesalahannya, bukan siapa yang salah,” tegasnya.

“Jadi harus dipahamin, DPR bukan lembaga penyidik, bukan. Bukan hakim, kalau hakim kan ‘kau salah, masuk ke bui’ kan DPR enggak. Cuman lucu juga itu ” sambungnya.

Iskan menjelaskan bahwa permasalahan haji tersebut telah berulang kali terjadi hingga sampailah keluhan dari masyarakat kepada Pansus Haji dan mereka menyimpulkan bahwa terlihat adanya manajemen yang harus diperbaiki.

“Masukan saya sudah banyak ya kan, itu kan tidak terlepas. Jadi masukan kita itu kan kalau sebetulnya katakan ada dulu masalah katering, ini memang berulang terus ya, nah ini mungkin kita perlu, jadi kita simpulkan memang ada kayaknya manajemen yang perlu kita perbaiki ya kan,” ucapnya.

“Manajemen itu pasti nanti berhubungan dengan tata kelola juga keuangan ya kan di dunia ini sudah ada contoh-contoh ya, bagaimana pengelolaannya di Malaysia ada tabung haji, di Turki ada apa, nah kita sebetulnya ke depannya, kan kita sudah melihat pola-pola ini kan, intinya kan kita melihat secara subjektif,” tandasnya.*