Bendung Intoleransi, Haidar Alwi Institute Canangkan Program Moderasi Beragama

Ilustrasi beragam
Ilustrasi beragam | ist

FORUM KEADILAN – Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R. Haidar Alwi, menunjukkan beberapa temuan mengkhawatirkan tentang generasi penerus bangsa, antara lain bahwa pelajar intoleran aktif di sekolah tingkat menengah atas (SMA) dan sederajat di lima kota di Indonesia yang disurvei, meningkat.

Lima kota tersebut ialah Bandung, Bogor, Surabaya, Surakarta, dan Padang. Ketika ditanya tentang tanggapan terhadap penghinaan agama, sekitar 20,2 persen pelajar mengaku tidak bisa menahan diri untuk tidak melakukan kekerasan.

Bacaan Lainnya

Tidak berhenti di situ, Haidar juga mengungkapkan bahwa 56,3 persen pelajar menyokong penerapan syariat Islam.

“Yang lebih mengejutkan lagi 83,3 persen dari pelajar di lima kota tersebut menilai Pancasila bukan ideologi negara bersifat permanen dan dapat diganti. Sekitar 33 persen pelajar setuju untuk membela agama termasuk harus mati dalam membela agama,” ungkap Alwi dalam keterangan tertulis, Jumat, 30/8/2024.

Menurut Haidar, fenomena intoleransi saat ini bukan hanya menjangkiti masyarakat Muslim, tetapi juga merebak ke komunitas agama lain. Alwi melihat gejala tersebut disebabkan oleh melemahnya gerakan pro-toleransi di Indonesia

“Hal ini mengindikasikan perjuangan untuk meminimalisir intoleransi di Indonesia jauh dari kata selesai. Sebelumnya kasus-kasus intoleransi juga merebak di banyak tempat, intoleransi bukan hanya menggejala di kelompok muslim, tetapi juga dialami oleh pemeluk agama lainnya,” tuturnya.

Oleh karena itu, Alwi berharap masyarakat luas dan pemerintah mendukung program moderasi beragama agar masyarakat dapat membentengi diri dari pemikiran radikal dan konservatif.

“Berharap kepada seluruh masyarakat untuk mendukung program moderasi beragama yang digaungkan oleh Haidar Alwi Care. Kita berharap program ini tidak hanya bergaung di elite agama atau di ruang ruang pertemuan yang mewah, tetapi harus menyasar kelompok-kelompok di tingkat bawah, kelompok yang rentan terjangkit intoleransi dan mudah terpapar konservatisme,” tuturnya.

“Dengan demikian kita berharap intoleransi dan konservatisme agama hilang di muka bumi Indonesia dan semua orang hidup berdampingan dengan damai dan saling menghargai,” pungkas Alwi.*

Laporan Muhammad Reza

Pos terkait