Nyalon Ketum Golkar, Bahlil Disebut akan Terpilih Secara Aklamasi

FORUM KEADILAN – Partai Golkar akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) usai Airlangga Hartarto mundur dari kursi Ketua Umum (Ketum) beberapa waktu lalu. Munas kali ini digelar pada Selasa, 20 Agustus 2024, untuk menentukan sosok yang akan menggantikan Airlangga.
Bahlil Lahadalia yang baru saja diangkat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) disebut menjadi calon Ketum Golkar. Dia juga disebut menjadi calon tunggal dan berpotensi menang secara aklamasi.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Golkar Nusa Tenggara Timur (NTT) yang juga Wakil Ketua Komisi IX Emanuel Melkiades Laka Lena mengungkapkan, 38 DPD I di semua daerah sudah memberikan dukungan kepada Bahlil.
“Se-Indonesia saya lihat namanya juga ke arah Pak Bahlil. Dan berbagai teman-teman yang punya suara juga menunjukkan ke Pak Bahlil. Jadi nampaknya aklamasi Pak Bahlil,” kata Melki kepada wartawan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 19/8/2024.
Menurut Melki, untuk maju sebagai calon Ketum Golkar harus mendapatkan sebanyak 30 persen dukungan dari pemilik suara. Sementara Bahlil menjadi satu-satunya nama yang lolos syarat tersebut.
“Kalau dia lolos sendiri ya itu otomatis Pak Bahlil, aklamasi,” ujarnya.
Namun, Wakil Ketua Komisi IX itu juga menyebutkan, mungkin saja ada calon lain sebagai pesaing Bahlil, tapi bisa dipastikan tidak lolos persyaratan sebagai calon Ketum Golkar.
“Pak Bahlil yang sudah mendapatkan dukungan dari berbagai yang punya suara se-Indonesia,” bebernya.
Bahlil diketahui akan mendaftar sebagai calon Ketua Umum Golkar pada hari ini, Senin, 19/8 malam.
Sebelumnya, Airlangga Hartarto secara resmi telah menyatakan mundur dari kursi Ketum Partai Golkar pada Sabtu, 10/8.
Airlangga menyampaikan, alasan pengunduran dirinya karena untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dan stabilitas transisi pemerintahan.
“Setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat, maka dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar,” ucap Airlangga.
Menurut Airlangga, sebagai partai besar, pasca dirinya mundur DPP Partai Golkar akan segera menyiapkan mekanisme organisasi sesuai dengan ketentuan AD/ART yang berlaku. Semua proses ini akan dilakukan dengan damai, tertib, dan menjunjung tinggi marwah Partai Golkar.
“Demokrasi harus kita kawal dan kembangkan terus-menerus, dan partai politik adalah pilar utama demokrasi kita. Indonesia adalah negeri besar. Kita harus memastikan bahwa demokrasi kita terus berjalan dari satu generasi ke generasi berikutnya,” tandasnya.*
Laporan M. Hafid