Pengalaman Murid Terakhir Rizal Ramli, Saksikan Perjuangan Guru Melawan KKN

FORUM KEADILAN – Dilahirkan di kota nan indah Manado, murid terakhir mendiang Ekonom Senior sekaligus Politikus Rizal Ramli, Gede Sandra melalui banyak hal menarik dan menantang dalam perjalanan kariernya sebagai ekonom.
Gede Sandra merupakan keturunan Bali murni. Kedua orang tuanya berasal dari Pulau Dewata.
Ia merupakan lulusan Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB), kemudian mengambil Magister Ilmu Ekonomi di Universitas Indonesia (UI), dan kini tengah menjalani pendidikan Doktor Ilmu Ekonomi di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Dalam perjalanan kariernya, Gede juga pernah menjabat sebagai staf khusus Menteri ESDM tahun 2013-2014.
Kepada Forum Keadilan, Gede bercerita mengenai intervensi politik dalam mencapai tujuan, nyata wujudnya.
Proyek Blok Masela contohnya. Proyek yang terletak di Maluku menjadi salah satu pengalaman besar yang dilalui Gede.
Saat itu, Gede menjadi staf ahli Menko Kemaritiman RI tahun 2015-2016 mendampingi Rizal Ramli. Pada saat itu, ia menjadi saksi bagaimana mewujudkan Indonesia Timur maju itu sulit dilakukan.
“Blok Masela yang terletak di Maluku, merupakan proyek yang membuktikan bahwa ada pihak yang tidak senang Indonesia Timur itu maju,” katanya Kamis, 15/8/2024.
Pengembangan Lapangan Gas Abadi Blok Masela sampai saat ini masih tersendat ‘kepentingan politik’.
Padahal menurut Gede, jika direalisasikan cadangan hasil alam di Indonesia Timur sangat melimpah dan kaya.
Tetapi, tampaknya harapan itu harus dikubur karena kepentingan tertentu.
“Kita menginginkan untuk di darat karena akan menambah lahan pekerjaan, namun yang lain menginginkan mekanisme nya terapung atau di laut,” lanjut Gede.
Gede juga bercerita mengenai polemik Reklamasi Teluk Jakarta. Konflik tersebut, meninggalkan kesan mendalam di hidupnya.
Sebagaimana diketahui, dalam pembangunan 13 pulau buatan itu, Pulau C, D, G, dan N bermasalah.
Pulau D ini menjadi masalah besar karena dekat sekali dengan pantai dan disinyalir akan mengganggu Operasi PLTU Muara Karang.
Gede mengungkapkan cerita dibalik konflik tersebut. Rupanya, Gede mendengar ada salah seorang temannya di tim yang sama, mendapat tekanan berupa upaya suap dari pemilik Pulau D.
Kemudian, cerita suap tersebut disusul dengan di-resuffle-nya Rizal Ramli.
“Kita sedang mengupayakan dalam konflik reklamasi tersebut. Namun, tiba-tiba Pak Rizal Ramli di-resuffle karena ada pihak yang tidak senang,” jelasnya.
Upaya suap itu terungkap setelah enam bulan resuffle terjadi.
Kata Gede, Rizal Ramli yang menjadi kepala di tim tersebut pun marah. Sebab, memang Rizal Ramli identik paling anti dan keras terhadap KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
Bertemu dan bekerjasama dengan Rizal Ramli, Gede pun memiliki karakter keras dan terarah di nadinya.
Ia mengingat jelas tiga pesan sang guru, yaitu jaga integritas, bertanggungjawab, dan berpihak ke rakyat.
Sosok Rizal Ramli, membuat Gede sadar akan sifat dan tanggung jawab yang diajarkan orang tuanya.
Jangan mengambil hak orang lain juga menjadi salah satu pesan penting yang masih dipegangnya.
Gede sendiri saat ini aktif di organisasi dan menjabat sebagai Ketua Sarjana untuk Indonesia Partai Buruh dari tahun 2021 hingga sekarang. Ia keras menentang kebijakan-kebijakan yang tak berpihak ke masyarakat.*
Laporan Merinda Faradianti