Selasa, 22 Juli 2025
Menu

Surya Paloh soal Pidato Jokowi: Cukup Menyentuh, Datang dari Sesungguhnya Perasaan

Redaksi
Ketua Umum NasDem Surya Paloh saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat, 16/8/2024 | M. Hafid/Forum Keadilan
Ketua Umum NasDem Surya Paloh saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat, 16/8/2024 | M. Hafid/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menanggapi Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR dan DPD RI. Menurut Paloh, pidato Jokowi tersebut cukup menyentuh.

“Saya pikir cukup menyentuh, artinya kita memberikan apresiasi yang cukup baik ya,” kata Paloh kepada wartawan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat, 16/8/2024.

Paloh menilai bahwa pidato Jokowi tersebut muncul dari emosi sesungguhnya serta perasaan yang dapat dipahami oleh masyarakat.

“Saya pikir apa yang diutarakan oleh beliau itu lah yang memang datang dari sesungguhnya emosi, perasaan, dan pemahaman yang juga dapat kita pahami,” ujarnya.

Diketahui, Jokowi turut mengungkapkan keberhasilannya selama memimpin dalam pidatonya. Menurut Paloh, pernyataan itu merupakan langkah optimal yang dilakukan selama ini.

“Dan bagi saya, objektifnya apa yang kita rasakan hari ini. Progresnya gimana, keberlanjutannya kan, kita tidak bisa stagnan, berhenti pada saat ini,” ungkapnya.

Kendati begitu, Paloh tidak memungkiri bahwa ada banyak tindakan maupun kebijakan dari Jokowi yang perlu dikoreksi, namun dia tidak menyebutkan apa saja yang harus dikoreksi.

“Tapi banyak keberhasilan-keberhasilan yang secara obyektif tidak bisa dipungkiri,” tandasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengakui hasil kerjanya dalam sepuluh tahun memimpin belum sesuai dengan harapan rakyat karena belum sepenuhnya tuntas dilakukan.

“Saya tahu bahwa hasil yang kita capai pada saat ini belum sepenuhnya tuntas mencapai hasil akhir, belum sepenuhnya sesuai dengan harapan Bapak/Ibu semua,” kata Jokowi.

Jokowi juga mengatakan, dirinya jauh dari kata sempurna yang terlahir dan tumbuh dalam segala keterbatasan, serta sebagai manusia yang jauh dari kata istimewa, sangat mungkin ada yang luput dari pengawasannya.

Jokowi pun meminta maaf untuk kedua kalinya atas semua kekurangan selama dia mengemban amanah sebagai presiden.

“Sangat mungkin ada celah dari langkah-langkah yang saya ambil. Sangat mungkin banyak kealpaan dalam diri saya. Sebab itu, di penghujung masa jabatan ini, izinkan saya menyampaikan suara nurani terdalam kepada Bapak, Ibu, saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air, kepada seluruh rakyat Indonesia, tidak terkecuali satu pun. Saya dan Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin mohon maaf,” ujar Jokowi.

“Mohon maaf untuk setiap hati yang mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang mungkin belum bisa terwujud, untuk setiap cita-cita yang mungkin belum bisa tergapai. Sekali lagi, kami mohon maaf. Ini adalah yang terbaik, yang bisa kami upayakan bagi rakyat Indonesia, bagi bangsa dan negara Indonesia,” tandasnya.*

Laporan M. Hafid