Senin, 14 Juli 2025
Menu

Pakar: Makan Bergizi Gratis Prabowo Momentum Perbaikan Gizi Anak Indonesia

Redaksi
Calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka | Instagram @prabowo
Calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka | Instagram @prabowo
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Pakar Kesehatan Masyarakat Indonesia Hermawan Saputra sepakat dengan ekonom sekaligus advokat SDGs di bawah Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Jeffrey Sachs bahwa program Makan Bergizi Gratis merupakan bentuk investasi yang efektif bagi negara untuk memperbaiki nutrisi masyarakat.

Adapun program Makan Bergizi Gratis (sebelumnya Makan Siang Gratis) merupakan program andalan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Hermawan optimistis, program Makan Bergizi Gratis di pemerintahan Prabowo-Gibran akan menjadi investasi penting dan efektif untuk perbaikan gizi anak.

Menurut Hermawan, akan menjadi momentum yang baik jika program Makan Bergizi Gratis ini benar-benar dikawal dengan baik. Ia percaya program tersebut akan membantu RI mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.

“Efektif apabila dikawal oleh pakar kesehatan masyarakat apabila dikawal oleh praktisi gizi kesehatan, artinya makanya ini kan harus bergeser daripada kampanye Makan Siang Gratis menjadi Makan Bergizi Gratis, nah ide makan bergizi ini yang harus betul-betul memperbaiki nutrisi,” ujar Hermawan dalam keterangan tertulis, Rabu, 24/7/2024.

Ketua Umum PP Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) itu juga mengatakan bahwa harus ada intervensi pemerintah yang tepat untuk memperbaiki gizi, agar anak-anak dan remaja Indonesia ke depan memiliki kognisi, intelegensi, serta daya tahan tubuh yang prima.

“Jadi, kita akan memiliki cita-cita Indonesia Emas 2045 jadi kalau kita berusaha betul-betul melakukan intervensi spesifik dengan tepat di saat usia anak dan remaja, maka 21 tahun ke depan itu akan berpengaruh terutama berdampak kepada aspek kognisi, daya nalar, daya pikir inteligensia, aspek daya tahan tubuh dan kondisi fisik dan aspek tumbuh kembang itu sendiri menjadikan bentuk-bentuk intervensi,” ucapnya.

Melalui program ini, Hermawan juga berharap dapat membuka pintu untuk pengendalian konsumsi berlebih terhadap gula, garam, dan lemak yang mengakibatkan risiko penyakit.*