IDAI: 1 dari 5 Remaja di Indonesia Alami Gagal Ginjal

FORUM KEADILAN – Menurut survei Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sebanyak satu dari lima remaja berusia 12 hingga 18 tahun di Indonesia dipastikan mengalami gagal ginjal.
“Itu dicek urine terdapat hematuria dan proteinuria, jadi ada darah dalam urine dan protein dalam urine, ini menjadi salah satu indikator awal kerusakan ginjal pada anak remaja,” kata Ketua Pengurus IDAI dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) kepada wartawan dalam Perayaan Hari Anak Nasional, di Gedung IDAI, Jakarta Pusat, Selasa, 23/7/2024.
“Kita sangat memprihatinkan, pola makan, pola gerak, pola tidurnya anak. Hal ini berkaitan pola tidur itu sering begadang, malas olahraga, makannya juga nggak sehat,” ucapnya.
Selain itu, Piprim menjelaskan bahwa gagal ginjal juga bisa disebabkan oleh masalah kongenital atau kelainan bawaan.
“Data lengkapnya saya mesti melihat lagi, tapi memang tren dan gagal ginjal itu ada masalah kongenital, atau bawaan dari sananya,” ujarnya.
Namun, lanjut Piprim, kasus gagal ginjal yang disebabkan oleh inflamasi juga banyak. Inflamasi ini berkaitan dengan gaya hidup yang tidak sehat.
“Terutama obesitas dan resistensi insulin, dan kepada kesehatan ginjal itu sangat berpengaruh,” ucapnya.
Oleh karena itu, kata Piprim, anak-anak cenderung lebih rentan mengalami gagal ginjal.
“Ya bisa disebutkan begitu, tetapi sama-sama saja, gaya hidup sehat itu harus mulai dari anak-anak sampai dewasa, tapi masalahnya ketika anak-anak dia sudah mulai obesitas, dan bertahan sampai dewasa,” tukasnya.
“Jadi memang mestinya harus dari awal,” tegasnya.
“Diabetes tipe 1 itu memang ada kenaikan salah satunya karena reporting, yang meningkat tapi yang tipe 2 karena lifestyle, itu tidak bisa dipungkiri,” katanya.
“Jadi memang obesitas itu pangkal dari aneka ragam penyakit termasuk penyakit ginjal juga,” ucapnya.
“Kedua, banyak minum air putih, ketiga itu harus mengurangi gula, tidak hanya gula putih tapi juga berbagai pemanis di beragam minuman soft drink,” jelasnya.
“Kemudian, jaga berat badan. Konsumsi garam juga mungkin dikurangi, dan rajin cek up,” pungkasnya.*
Laporan Novia Suhari