Minggu, 13 Juli 2025
Menu

Roy Suryo Desak Menkominfo Mundur Imbas PDN Diserang Ransomware

Redaksi
Pakar telematika Roy Suryo saat menyampaikan keterangan dalam bentuk video, Kamis, 27/6/2024 | ist
Pakar telematika Roy Suryo saat menyampaikan keterangan dalam bentuk video, Kamis, 27/6/2024 | ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Pakar telematika Roy Suryo mendesak Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie untuk mundur dari jabatannya, karena dinilai tidak mampu menangani hilangnya data di Pusat Data Nasional (PDN) setelah diretas melalui serangan ransomware.

Roy memandang bahwa Menkominfo tidak mampu dan salah dalam memberikan pernyataan kepada masyarakat terkait peretasan tersebut.

“Mundur dari jabatan Menkominfo tentu saja, karena jelas-jelas tidak mampu dan salah dalam memberikan statement,” ucapnya kepada Forum Keadilan, Kamis, 27/6/2024.

Selain itu, dalam video pernyataannya, Roy menganggap bahwa jika Budi Arie mengundurkan diri, maka dia tidak akan membebani pekerjaan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pasalnya, segala masalah peretasan terhadap PDN adalah tanggung jawab Budi Arie sebagai Menteri.

“Kalau memang sekarang sudah menyerah, tidak bisa membuka data ini, ya mundur, orang yang paling bertanggung jawab Menkominfo saudara Budi Arie, serahkan tanggung jawab ke Presiden, sehingga Anda tidak membebani Presiden,” ujarnya.

Roy juga menyoroti sikap pemerintah yang terlalu meremehkan peristiwa peretasan PDN ini. Menurutnya, meskipun data yang masih tersedia sudah diamankan kembali, itu bukan jaminan.

Roy menduga bahwa data yang telah diambil dari peretasan PDN sudah dimanfaatkan oleh hacker (peretas) untuk kepentingannya.

“Peretas pasti sudah memanfaatkan lebih jauh. Dia pasti sudah mengenkripsi data, berarti sebelumnya dia bisa masuk ke jaringan di Pusat Data Nasional itu dan 282 layanan pemerintah yang tergabung di situ, pasti sebelum dienkripsi, pasti sudah di-copy semuanya,” tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSN) Hinsa Siburian mengatakan jika Pusat Data Nasional (PDN) sudah diretas.

Peretas diduga menggunakan jenis ransomware atau jenis virus terbaru untuk menyerang server pemerintah yang mengelola secara nasional data kementerian dan lembaga, serta pemerintah daerah tersebut.

“Kami sampaikan bahwa insiden pusat data sementara ini adalah serangan siber dalam bentuk ransomware dengan nama brain cheaper ransomware,” katanya.*

Laporan Ari Kurniansyah