Selasa, 01 Juli 2025
Menu

PKS Deklarasikan Anies-Sohibul Iman Dinilai Blunder: Terlalu Dini dan Berisiko

Redaksi
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan mengusung Anies Baswedan dan Mohamad Sohibul Iman sebagai bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur pada Pilkada Jakarta 2024.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan mengusung Anies Baswedan dan Mohamad Sohibul Iman sebagai bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur pada Pilkada Jakarta 2024 | dok. PKS
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi mengusung pasangan Anies Rasyid Baswedan dan Mohamad Sohibul Iman sebagai bakal calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur di Pilkada Jakarta 2024.

Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengatakan, keputusan partai mengusung Anies-Sohibul Iman (AMAN) karena mempertimbangkan rekam jejak pengalaman kepemimpinan. Kemudian, kedua sosok tersebut dinilai memiliki kredibilitas dan kapasitas, serta peluang menang yang besar.

Namun, di balik deklarasi tersebut PKS dinilai blunder dan terlalu dini mengumumkan siapa calon yang diusung. Tak hanya itu, PKS dinilai belum cukup aman untuk memenangkan Pilkada Jakarta.

“Terlalu dini mendeklarasikan paket pasangan. Pasangan AMAN ini belum aman untuk memenangkan Pilkada. Karena, ceruk massa kedua kandidat ini punya irisan massa yang sama,” kata Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro kepada Forum Keadilan, Kamis, 27/6/2024.

Agung melanjutkan, jika Anies ataupun Sohibul Iman ingin menang di Pilkada Jakarta, justru harus dipasangkan dengan figur nasionalis atau yang mewakili ceruk pemilih di Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Sehingga, ketika AMAN dideklarasikan justru akan dengan mudah dibaca lawan-lawan politik untuk dicari kekurangan serta kelemahannya.

PKS terkesan takut jika tidak segera mendeklarasikan Anies, hal tersebut dinilai Agung karena Anies juga dilirik dan dipertimbangkan PDI Perjuangan (PDIP) untuk diusung.

“Kemungkinan iya (takut). Secara elektoral, lebih menarik memasangkan Anies dengan PDIP atau jagoan Koalisi Indonesia Maju (KIM) ketimbang PKS,” jelas Agung.

Agung dengan gamblang menyebut, pasangan AMAN belum bisa dikatakan ‘melawan kotak kosong’ di Pilkada Jakarta. Sebab, situasi politik masih dinamis jelang waktu pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD).

Direktur Lingkar Madani sekaligus pengamat politik Ray Rangkuti juga sependapat. Ia mengaku terkejut dengan keputusan PKS yang mendeklarasikan pasangan AMAN. Katanya, PKS semakin memperlihatkan kelemahannya dalam kemampuan negosiasi dan lobi.

“Sebuah keputusan yang bahkan angin pun mungkin tidak dapat mendeteksinya. Semakin menunjukkan apa yang selama ini saya sampaikan bahwa kelemahan PKS adalah kemampuan mereka dalam negosiasi dan lobi,” kata Ray dalam keterangannya, Rabu, 26/6.

Ray juga melihat goyangnya kesolidan PKS secara internal. Nama Sohibul Iman, kata Ray, jelas kurang menjual di Jakarta, sehingga situasi itu memberi kesempatan barisan Anies di PKS untuk mendorong pasangan Anies-Iman.

Ray meyakini, tidak ada situasi eksternal yang menghendaki PKS untuk buru-buru mendeklarasikan pasangan itu.

“Saya tidak melihat Anies diuntungkan dengan deklarasi ini. Menduetkan Anies-Iman sama dengan menduetkan dua orang bersaudara. Pemilih Anies itu, ya PKS. Idola warga PKS itu, ya Anies. Jadi, tidak ada nilai tambah bagi pasangan ini. Mereka hanya berkeliling di lingkaran rumah mereka masing-masing,” tegas Ray.

Ray mengungkapkan, Anies membutuhkan figur lain yang bisa menguatkan identitasnya bukan sebagai calon yang berada dalam satu lingkaran sama.

“Melebar, bukan menyempit. Membuka bukan menutup. Maka, situasi ini justru memberi angin segar bagi calon lain untuk lebih mantap masuk ke Jakarta,” tutupnya.*

Laporan Merinda Faradianti