FORUM KEADILAN – Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat menerawang langkah politik ke depan pasangan calon (paslon) Ganjar-Mahfud usai kalah Pilpres 2024.
Menurutnya, Mahfud MD bakal kembali fokus di dunia pendidikan seperti yang pernah ia katakan sebelum ikut Pilpres 2024.
“Jadi saya kira akan kembali ke kampus, meskipun dia belum menyatakan posisinya hingga detik terakhir, menurut saya begitu ya kalau untuk Mahfud, sesuai dengan rekam jejak beliau selama ini,” katanya kepada Forum Keadilan, Minggu, 28/4/2024.
Oleh karena itu, kemungkinan Mahfud MD menduduki kursi menteri lagi di Kabinet Prabowo-Gibran pun tidak terlalu besar.
“Kursi menteri kabinet Prabowo mungkin memang terbuka, tapi saya kira tidak terlalu besar untuk ke arah sana, karena Prabowo sendiri kan membutuhkan dukungan politik selain dukungan profesional. Tetapi kalau Mahfud ini kan dukungan politiknya tidak cukup besar,” ujarnya.
Kemudian alasan kedua, jika bicara kebutuhan akan sosok profesional yang ahli hukum, rasanya Prabowo sendiri sudah banyak sosok tersebut dalam jajarannya.
“Jadi tanpa mempesertakan Mahfud sudah banyak kandidatnya saya kira, itu kalau bicara soal Profesional hukum ya,” jelasnya.
Sementara, untuk Ganjar Pranowo, Cecep menilai posisi mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut tergantung posisi PDIP di Pemerintahan Prabowo nanti.
“Apakah memang akan masuk dalam pemerintahan atau sebaliknya, sebagai oposisi,” ucapnya.
Akan tetapi melihat situasi saat ini, di mana hubungan Jokowi dan PDIP terlihat ofensif, menurut Cecep sangat sulit untuk partai banteng, bergabung dalam Pemerintahan Prabowo.
“Termasuk Ganjar yang merupakan kader PDIP,” terangnya.
Kendati begitu, berkaca pada tindakan Prabowo di tahun 2019 yang memilih merapat ke pemerintahan di menit terakhir, hal serupa juga mungkin bisa dilakukan oleh PDIP dan Ganjar.
“Kemungkinan juga bisa terjadi seperti itu lagi. Tapi itu bisa terjadi dalam kondisi yang memang ada perubahan sikap politik PDIP terhadap pemerintahan Prabowo ke depan. Kalau tidak ada ya susah juga,” katanya.
Di samping itu, kemungkinan lainnya ialah Ganjar justru bakal di tempatkan pada posisi penting di dalam tubuh PDIP.
“Yang bisa dilakukan Ganjar sekarang paling aktif kembali di partai, entah dengan posisi yang di partai sebagai salah satu pimpinan, beliau ini juga kan enggak jadi anggota legislatif,” paparnya.
Lebih lanjut, basis perolehan dukungan pilpres Ganjar-Mahfud sebesar 17 persen di Pilpres 2024 bisa menjadi bahan pertimbangan Megawati pada kongres 2025 untuk melihat posisi Ganjar apakah masih tetap dominan atau tidak di PDIP.
Cecep berharap PDIP mau berjuang dalam oposisi di pemerintahan Prabowo-Gibran ini. Hal ini bertujuan agar posisi pengawasan dalam demokrasi tidak hilang.
“Kedua, karena sistem kita adalah presidensial, mereka akan terbentuk hubungan legislatif dan eksekutif yang cek and balances, saling mengawasi, mempertimbangkan keputusan. Nah agar pengawasan itu efektif itu minimal posisinya itu kan 60 persen di pemerintah, 40 persen oposisi, untuk parlemen itu,” tegasnya.
Meski di Indonesia menjadi oposisi tidak begitu menarik dan menguntungkan, namun pengawasan dari pihak luar pemerintahan bisa mengontrol keputusan Presiden sebagai penguasa agar tidak keluar kendali.
“Kalau enggak suka dikontrol nanti potensi kecenderungan perilaku dalam berkuasanya besar juga. Jadi lebih baik PDIP di luar lah untuk menambah barisan yang lain,” pungkasnya. *
Laporan Novia Suhari