Senin, 21 Juli 2025
Menu

Angan-angan Realisasi Janji Kampanye Prabowo-Gibran, Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8%

Redaksi
Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka
Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka | X @Prabowo
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengucapkan selamat atas penetapan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Jokowi berharap, Prabowo-Gibran mempersiapkan diri untuk bekerja dan mewujudkan perencanaan serta janji-janji kampanye nya.

Pasangan Prabowo-Gibran diketahui memiliki 10 janji kampanye, di antaranya; program makan siang gratis, pertumbuhan ekonomi tembus 8 persen, membangun 300 fakultas kedokteran dan beasiswa bagi 20 ribu pelajar, menaikkan gaji ASN, TNI/Polri, dan pejabat negara.

Kemudian, pemeriksaan kesehatan gratis, keberpihakan pada disabilitas, menjaga kekayaan alam, menjaga warisan budaya Kalimantan, dana abadi pondok pesantren, dan kebijakan hilirisasi serta kesejahteraan negara.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan, dari semua janji kampanye tersebut akan memiliki skala prioritas yang nantinya disesuaikan dengan postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta realitas sosial politik.

Namun, kata Agung, ada janji Prabowo-Gibran yang dinilai menggelitik, yakni pertumbuhan ekonomi Indonesia tembus 8 persen. Menurut Agung, janji tersebut dinilai meragukan untuk bisa diwujudkan dalam jangka waktu singkat.

“Semuanya punya skala prioritas yang disesuaikan dengan postur APBN kita dan realitas sosial politik yang ada. Pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen itu agak menarik, dan menurut saya masih ragu bisa terealisasi dalam jangka waktu dekat,” katanya kepada Forum Keadilan.

Saat ditanya mengenai skala prioritas yang akan diwujudkan Prabowo-Gibran antara janji kampanye atau masalah generik Indonesia, Agung berpendapat hal itu akan berjalan secara paralel.

“Paralel sepertinya. Masalah generik menjadi pekerjaan rumah dan masih belum terselesaikan tapi janji kampanye juga harus diwujudkan. Menurut saya, mereka nanti akan berdampingan dalam merealisasikan itu,” lanjutnya.

Senada dengan itu, Pengamat ekonomi Institute For Development Of Economics And Finance Indef Eko Listiyanto juga setuju bahwa janji pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tembus 8 persen dinilai terlalu ambisius.

“Target pertumbuhan ekonomi yang sampai 8 persen, menurut saya sangat ambisius apalagi dalam situasi geopolitik yang saat ini panas dan ekonomi global melambat. Ini hampir susah bisa direalisasikan dalam waktu lima tahun,” katanya kepada Forum Keadilan.

Eko memprediksi, pertumbuhan ekonomi mungkin hanya akan bertumbuh di kisaran angka 6 sampai 6,5 persen. Sebab, hal itu selaras dengan kontribusi sektor industri dalam pertumbuhan ekonomi negara.

“Yang lebih rasional antara 6-6,5 persen tapi karena ini janji kampanye mungkin sedikit hiperbolik. Bisa dicapai, jika ada transformasi struktural dalam ekonomi terutama sektor industri. Karena sektor yang paling berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi adalah sektor industri,” ungkapnya.

Mengenai masalah generik dan janji kampanye, kata Eko, bukan dua hal yang dikotomi. Namun, ketika janji kampanye disebutkan maka itu berpijak dari persoalan yang tidak kunjung selesai.

“Dari sekian tumpukan masalah itu menurut saya yang harus segera dilaksanakan adalah janji terkait ketahanan pangan. Karena itu tidak bisa ditolerir lagi, karena akan berdampak pada daya beli masyarakat,” tutupnya.*

Laporan Merinda Faradianti