Kamis, 24 Juli 2025
Menu

Jangan Cuma Fokus ke Sandra Dewi, IAW Sebut Banyak Pihak yang Diduga Terlibat Korupsi Rp271 T

Redaksi
Sekretaris IAW Iskandar Sitorus memberikan keterangan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin, 22/4/2024 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Sekretaris IAW Iskandar Sitorus memberikan keterangan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin, 22/4/2024 | Novia Suhari/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Sekretaris Indonesia Audit Watch (IAW) Iskandar Sitorus meminta publik tidak hanya fokus pada sosok Sandra Dewi dan Harvey Moeis dalam kasus korupsi kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah yang merugikan negara Rp271 triliun.

Sebab menurutnya, selain pasangan suami isteri itu dan Robert atau RBT, masih banyak pihak yang seharusnya diperiksa keterlibatannya dalam kasus korupsi itu.

“Kita berharap tidak hanya sekedar Robert (RBT) yang diperiksa tapi juga ada kurang lebih 35 korporasi di belakangnya,  termasuk 5 korporasi di belakang (perusahaan) Sandra Dewi Gold, itu adalah kanal pencucian uangnya,” katanya di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, Senin, 22/4/2024.

Iskandar memprediksi, akan ada banyak nama pesohor negeri yang akan terseret dalam kasus ini.

“Prediksi kita selama 2019 hingga 2023, dalam setahun ada 10 orang belanja emas di Sandra Dewi Gold, dan ada 50 orang pesohor yang terkonsolidasi dengan bisnis itu,” ujarnya.

Lebih dari itu, ia menjelaskan penyitaan terhadap mobil Harvey Moeis seperti Mini Cooper, Rolls Royce, Vellfire, dan Lexus, masih belum seberapa dibandingkan jumlah korupsi yang telah merugikan negara tersebut.

“Itu masih kurang, prediksi kita bahkan Jet pribadinya yang diparkirkan dan dibisniskan di Singapura, yang sudah diterbangkan sebanyak 271 kali untuk bisnis itu juga akhirnya (masuk) transaksi hitam,” jelasnya.

Bahkan, Iskandar mengungkapkan penyitaan rumah pasangan tersebut pun masih masuk dalam skala kecil dari uang yang di korupsi oleh Harvey Moeis.

“Kejaksaan Agung sudah memang ke arah sana, tapi (rumah) itu terlalu kecil untuk ukuran uang fisik,” katanya.

Oleh karena itu, hingga saat ini ia mengatakan bahwa IAW masih terus mengikuti dan mendesak Kejaksaan Agung agar terus mengulik setiap jengkal perjalanan kasus korupsi Rp271 triliun yang menghebohkan ini.

Ia bahkan menduga bahwa hilangnya semua akun media sosial Sandra Dewi merupakan salah satu upaya untuk menghilangkan jejak digital terkait perusahaannya dari hasil pencucian uang yang bergerak pada penjualan emas.

“Itu merupakan salah satu metode untuk menghilangkan jejak, karena dia tidak mengerti. Walaupun sudah 10 tahun lalu, kami sudah punya datanya kok, ada 5 perusahaan dibalik itu, ada namanya LO, dan dilima perusahaan terbesar di belakangnya (dimiliki) oleh politisi paling besar saat ini,” pungkasnya.*

Laporan Novia Suhari