Rabu, 02 Juli 2025
Menu

Jokowi Adakan Ratas Internal Bahas Dampak Geopolitik Setelah Serangan Drone Iran ke Israel

Redaksi
Menlu RI Retno Marsudi berbicara dalam "2nd Summit for Democracy-Indo Pacific Regional Meeting" di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 30/3/2023). | Dok Kemlu RI
Menlu RI Retno Marsudi berbicara dalam "2nd Summit for Democracy-Indo Pacific Regional Meeting" di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 30/3/2023). | Dok Kemlu RI
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengadakan rapat terbatas (ratas) internal di Istana Kepresidenan, Jakarta, untuk membahas mengenai dampak geopolitik setelah serangan drone Iran ke Israel pada akhir pekan lalu.

Ratas tersebut di gelar pada Selasa, 16/4/2024 dan merupakan yang pertama kali dilakukan setelah cuti bersama Idulfitri 1445 Hijriah.

Menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, ratas internal membahas beberapa hal seperti situasi di Timur Tengah.

“Kita dalam rapat tadi ada beberapa hal yang dibahas, terkait dengan masalah geopolitik. Pertama, kita khawatir melihat perkembangan situasi di Timur Tengah. Dan kita yakin bahwa eskalasi tidak akan membawa manfaat bagi siapa pun,” kata Retno kepada wartawan setelah ratas.

“Oleh karena itu, upaya diplomatik perlu dilakukan oleh semua pihak, termasuk oleh Indonesia. Di dalam kaitan ini, saya melakukan komunikasi baik melalui telepon, exchanges of messages, dan sebagainya dengan Menlu Iran, dengan Menlu Saudi Arabia, Yordania, Mesir, Uni Emirat Arab, Uni Eropa, Jerman, Belanda, dan juga dengan Wakil Menlu Amerika Serikat (AS),” lanjutnya.

Ia mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi memberikan arahan khusus kepada jajarannya terkait dengan ketegangan antara Iran dan Israel.

Pertama, Presiden Jokowi meminta agar terus dilakukan upaya diplomasi agar pihak-pihak yang terkait dapat sama-sama menahan diri untuk menghindari eskala yang lebih besar.

Presiden mengingatkan agar eskalasi tidak akan membawakan manfaat-manfaat bagi siapa pun. Retno juga menyebut, pada saat ini masing-masing pihak, Israel, Iran dan negara-negara lain telah mulai menghitung dampak jika ketengan militer terus dilanjutkan, dari dari sisi ekonomi ataupun geopolitik

“Masing-masing pihak sudah mulai menghitung jika terjadi eskalasi maka dampaknya seperti apa terhadap masing-masing negara. Baik harga minyak, harga kebutuhan yang lain, maupun nilai tukar dollar dan sebagainya, dan sebagainya,” ujarnya.

Retno menambahkan bahwa sejauh ini para warga negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah Timur Tengah dalam kondisi aman dan pemerintah Indonesia terus melakukan pemantauan setiap harinya.

“WNI sejauh ini alhamdulillah dalam keadaan baik. Dalam artian tidak terdampak situasi yang ada. Kita terus melakukan pantauan dari dekat dan hampir setiap hari Kemenlu mengadakan rapat secara virtual dengan KBRI-KBRI di wilayah-wilayah yang kira-kira terdapat ekskalasi,” terangnya.

“Termasuk contingency plan sudah kita buat. Jadi untuk KBRI-KBRI itulah yang kita lakukan sampai saat ini. Insya Allah mudah-mudahan WNI kita dalam keadaan sehat,” sambungnya.*