600 Pekerja Google Surati Perusahaan Desak Pembatalan Sponsor dari Konferensi Israel

FORUM KEADILAN – Lebih dari 600 pekerja Google menandatangani surat yang ditujukan kepada pimpinan pemasaran raksasa teknologi tersebut yang berisikan tuntutan pembatalan sponsor di Mind the Tech, konferensi yang diselenggarakan tahunan yang berlangsung di New York, AS, pada pekan ini yang mempromosikan industri teknologi Israel.
“Mohon menarik diri dari Mind the Tech, menyampaikan permintaan maaf, dan mendukung Googlers (staf lama di Google) serta pelanggan yang putus asa atas banyaknya korban jiwa di Gaza; kami membutuhkan Google untuk berbuat lebih baik,” dikutip berdasarkan isi surat para staf dikutip dari WIRED.
Mohammad Khatami, insinyur perangkat lunak untuk Google yang menandatangani surat tersebut, yang menyebut prioritas tertinggi bagi pekerja merupakan bagaimana pekerjaan mereka memengaruhi tak hanya pengguna, namun juga orang-orang di lapangan.
“Warga Palestina, yang banyak di antaranya adalah pengguna Google, berada dalam bahaya karena teknologi yang kami produksi,” katanya.
Konferensi dua hari itu akan dimulai pada Seni, 4/3 dengan serangkaian seminar yang juga berfokus pada industri, dan diakhiri pada Selasa, 5/3 malam.
Dalam konferensi tersebut menyoroti ketahanan industri teknologi Israel, terutama dalam menghadapi turunnya ekonomi Israel dan serangan kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023.
Sebelumnya, staf Google juga secara blak-blakan berdemo dengan menginterupsi acara dalam agenda konferensi tersebut.
Barak Regev, Direktur Pelaksana Google Israel saat berpidato di konferensi, Senin, 4/3 diinterupsi oleh seorang Insinyur perangkat lunak Google Cloud bersama dengan seorang penyelenggara yang tergabung dalam kelompok anti-Zionis Israel, Shoresh dan Jewish Voices for Peace yang meneriakkan bahwa karyanya tidak boleh digunakan dengan bertujuan pengawasan dan genosida.
“Saya tidak melihat ada cara untuk melanjutkan pekerjaan teknis saya tanpa melakukan hal ini (protes),” kata insinyur Google yang enggan diungkap identitasnya.
“Saya menganggap ini sebagai bagian dari pekerjaan teknis saya, dan saya berharap teknisi lain di Cloud melihat saya melakukan hal ini, dan saya berharap tindakan ini dapat menyemangati mereka.” lanjutnya.
Tak lama, kedua aktivis dengan cepat di paksa keluar dari acara dan juga koresponden Hell Gate yang menuliskan artikel ini. Penyelenggara acara sendiri juga tidak memberikan penjelasan mengapa mereka mengeluarkan wartawan.
Menurut situs konferensi, Google adalah sponsor ‘emas’ dari Mind the Tech. Tetapi, tidak dijelaskan komitmen finansial macam apa yang diberikan. Perusahaan itu pun tidak segera menanggapi permintaan komentar atas insiden tersebut.
Pembicaraan pada hari pembukaan itu termasuk Walikota New York Eric Adams, Walikota Yerusalem Moshe Lion, dan eks Direktur Lembaga Keamanan Siber AS (NSA) Michael Rogers.
Zelda Montes sebagai Insinyur perangkat lunak di Youtube yang menghadiri demo pada Senin di luar konferensi, menegaskan bahwa solidaritas para pekerja sangat penting dalam sebuah konteks teknologi AI Israel yang digunakan dalam pengawasan dan genosida terhadap rakyat Palestina.
“Sementara ‘kepemimpinan’ kita terus mengecewakan kita, saya berharap kita sebagai pekerja Google merasa lebih berdaya untuk berpaling dan bertanya pada diri sendiri, apa lagi yang bisa kita lakukan untuk secara kolektif melawan teknologi buat penindasan,” tegasnya.
Isi Surat
Surat internal yang menentang soal partisipasi Google dalam Mind the Tech pertama kali dibagikan di internal Google pada 29 Februari. Dalam surat tersebut ditulis oleh beberapa penyelenggara No Tech for Apartheid, kelompok yang meneriakkan untuk diakhirinya Project Nimbus dan kontrak tak diharapkan lainnya.
Project Nimbus tersebut adalah kontrak komputasi awan pemerintah Israel yang bernilai US$1,2 miliar dengan Gooogle dan Amazon yang diumumkan pada 2021.
No Tech fo Apartheid melayangkan tudingan terkait ketentuan kontrak Nimbus yang memungkinkan teknologi cloud dari perusahaan AS, termasuk salah satunya adalah alat kecerdasan buatan (AI), yang digunakan untuk tujuan militer.
Dokumen yang didapatkan The Intercept menunjukkan alat Project Nimbus dapat digunakan untuk pengawasan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari penjajahan Israel di wilayah Palestina.
Surat itu juga menyuarakan Google untuk membatalkan hubungannya dengan Mind the Tech didistribusikan melalui milis internal karyawan yang didedikasikan untuk dapat membahas kontrak perusahaan yang dianggap tak etis oleh sejumlah pekerja.
Kemudian, surat ini pun disebarkan melalui beberapa milis untuk karyawan Google yang beragama Muslim, Arab, dan juga anti-Zionis.
Diketahui, penandatangan surat tersebut mencakup karyawan tetap Google berserta karyawan sementara, vendor, dan kontraktor. Isi dari surat itu menyoroti aksi pemboman besar-besaran pemerintah Israel di Gaza yang dimulai usai serangan Hamas pada Oktober 2023.
Para pemrotes juga menyinggung keputusan Mahkamah Internasional atau International Court of Justice (ICJ) yang baru-baru ini menemukan beberapa tindakan Israel bahwa tindakan Israel yang dapat dikategorikan sebagai tindakan Genosida.
Surat itu juga membahas krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza yang diakibatkan oleh pemboman dan penghancuran perumahan dan rumah sakit, hingga pembatasan bantuan oleh pemerintah Israel ke wilayah tersebut yang banyak menelan korban jiwa dan luka.
Karyawan Google juga diketahui mempunyai riwayat panjang memprotes tindakan perusahaannya untuk bekerja sama dengan Israel. Pada 2021, tidak lama setelah aksi serangan militer Israel, 90 pekerja Google dan 300 pekerja Amazon menerbitkan surat terbuka di The Guardian yang menentang soal Project Nimbus.*