Selasa, 01 Juli 2025
Menu

2024 adalah Tahun Kabisat, Simak 5 Faktanya!

Redaksi
Ilustrasi 2024
Ilustrasi 2024 | ist
Bagikan:

FORUM KEADILANTahun kabisat adalah tahun istimewa, karena hanya terjadi setiap empat tahun sekali.

Seperti pada tahun ini, 2024 merupakan tahun kabisat, ditandai dengan adanya 1 hari tambahan pada bulan Februari, sehingga bulan tersebut memiliki 29 hari.

Sebagai tahun yang istimewa, tahun kabisat memiliki beberapa fakta menarik yang perlu Anda ketahui. Penasaran apa saja faktanya?

Simak lima fakta menarik tentang tahun kabisat.

1. Demi Menjaga Akurasi Waktu

Tahun kabisat terjadi setiap empat tahun sekali. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan kalender dengan peredaran bumi mengelilingi matahari.

Bumi membutuhkan waktu selama 365 hari, 6 jam, dan 9 menit dengan kecepatan 107.000 km/jam untuk menyelesaikan satu putaran orbit.

Jika kita mengabaikan 6 jam setiap tahunnya, kita akan kehilangan 24 hari dalam 100 tahun di kalender. Untuk menghindari hal ini, sisa 6 jam tersebut disimpan.

Setelah empat tahun kemudian, 6 jam ini akan menjadi 1 hari. Oleh karena itu, diberikan lah tambahan 1 hari pada tahun kabisat untuk membantu menjaga akurasi waktu.

2. Julius Caesar, Sang Pencetus Tahun Kabisat

Julius Caesar adalah Kaisar Romawi Kuno yang mencetuskan kalender dengan tahun kabisat. Kalender tersebut dinamakan kalender Julian.

Dalam kalender Julian, setiap bulan memiliki 30 hari kecuali Juli dengan 31 hari dan Agustus dengan 29 hari. Namun, kalender Julian terlalu sering menetapkan tahun yang habis dibagi 4 jadi tahun kabisat.

Setelah Julius turun tahta, terdapat penggantinya yang bernama Augustus. Ia membuat kalender versinya yang sudah digunakan selama ribuan tahun.

Pada kalender Augustus, ia mengambil 2 hari dari bulan Februari dan menambahkannya pada bulan Agustus.

Tak berhenti di situ, tercipta lagi kalender Gregorian oleh Paus Gregorius XIII pada 1582. Di kalender tersebut, tahun kabisat terjadi setiap 4 tahun sekali dengan 31 hari di bulan Agustus tambahan 1 hari untuk bulan Februari.

3. Aturan Penentuan Tahun Kabisat

Meskipun aturannya umumnya setiap empat tahun, ada pengecualian untuk menjaga keakuratan kalender.

Ada 3 syarat yang membuat tahun tersebut disebut tahun kabisat:

  • Tahun yang habis dibagi 4 adalah tahun kabisat.
  • Namun, jika tahun tersebut habis dibagi 100, maka bukan tahun kabisat, kecuali…
  • Jika tahun tersebut habis dibagi 400, maka tetap dianggap tahun kabisat.

Misal seperti tahun 2024:

  • Habis dibagi 4? Iya, 2024 dibagi 4 sama dengan 506. (habis dalam artian, bilangannya bulat tanpa koma)
  • Habis dibagi 100? Tidak, sebab 2024 tidak habis dibagi 100 karena hasilnya 20,24.
  • Habis dibagi 400? Karena pada syarat pertama 2024 lolos masuk tahun kabisat jadi tidak perlu dihitung lagi di syarat ini.

Oleh karena itu, 2024 adalah tahun kabisat.

Contoh lain, tahun 2100:

  • Habis dibagi 4? Iya, 2100 dibagi 4 sama dengan 525.
  • Habis dibagi 100? Ya, 2100 dibagi 100 sama dengan 21.
  • Habis dibagi 400? Tidak, karena hasilnya 5,25.

Jadi tahun 2100 bukan tahun kabisat.

4. Wanita Diperbolehkan Melamar Kekasihnya

Pada tahun kabisat, khususnya pada 29 Februari, terdapat tradisi unik di Skotlandia.

Pada zaman dulu, wanita Skotlandia dapat melamar kekasihnya tanpa perlu menunggu dilamar prianya duluan.

Pencetus dari peraturan ini adalah Ratu Margaret dari Skotlandia pada 1288 yang menjadi tradisi turun-temurun di berbagai negara Eropa.

Lebih buruk lagi, pria yang menolak lamaran pernikahan harus membayar denda dan memberikan selusin sarung tangan hingga gaun sutra kepada wanita yang menolaknya.

5. Tercipta Istilah Leaplings

Leaplings adalah istilah yang digunakan untuk orang-orang yang lahir pada 29 Februari atau hari kabisat.

Leaplings menjadi situasi yang unik karena tanggal ulang tahun mereka tidak selalu ada setiap tahun. Biasanya, mereka merayakan pada 28 Februari atau 1 Maret.

Mereka yang lahir pada hari kabisat merupakan orang yang cukup langka, karena dari 7,88 miliar penduduk bumi, hanya ada sekitar 5 juta orang yang lahir pada tanggal 29 Februari. Apakah Anda salah satunya?*

Laporan Rini Haryani