FORUM KEADILAN – Calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto berulang kali melontarkan sindiran kepada capres nomor urut 1 Anies Baswedan. Sindiran-sindiran tersebut dianggap telah keluar jalur bahkan telah menjadi sebuah penghinaan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Lili Romli. Katanya, saling sindir sebenarnya tidak menjadi masalah serius jika masih berada dalam substansi program masing-masing pasangan calon (paslon).
“Sindir-sindiran sebenarnya tidak jadi masalah. Akan tetapi problem-nya sekarang ini sindiran-sindiran itu sudah keluar dari jalur. Bahkan bisa dikatakan sebagai suatu serangan yang tidak lagi enak didengar, sudah kasar atau tidak etis lagi,” katanya kepada Forum Keadilan, Sabtu, 13/1/2024.
Menurut Lili, sindiran yang dilontarkan itu hakikatnya adalah bentuk kritik halus atau kritik tidak langsung. Namun, dalam konteks sindiran yang dilakukan Prabowo, menurut Lili, sudah menjadi kata lain dari penghinaan.
Lili melanjutkan, maraknya sindiran yang sudah keluar dari jalur itu tentu tidak memberikan pendidikan politik yang baik. Alih-alih, publik dijejali oleh kata-kata yang tidak layak didengar.
“Mestinya itu tidak terjadi. Jika hal tersebut terus berlanjut, merusak moral dan keadaban,” lanjutnya.
Jika mengacu pada trending di media sosial (medsos), publik akan menilai negatif terhadap sindiran Prabowo. Jika sikap negatif tersebut menggelinding seperti bola salju dan semakin membesar bisa menggerus elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
“Sebab, dulu yang sudah positif memiliki image gemoy menjadi buyar diganti oleh image negatif,” tutupnya.
Sebelumnya, Prabowo Subianto merespons ucapan Anies Baswedan pada debat ketiga Pilpres 2024 soal kepemilikan lahan seluas 340 ribu hektare. Di depan para relawannya Prabowo menyindir Anies dengan menyisipi kata ‘goblok’.
“Saudara-saudara, ada pula yang menyinggung punya tanah berapa, punya tanah ini. Dia pintar atau goblok sih. Dia ngerti nggak ada HGU, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai. Itu tanah negara, saudara, tanah rakyat, tanah bangsa,” ujarnya di Gelanggang Remaja, Pekanbaru, Selasa, 9/1.
Prabowo menyebut, daripada lahan ribuan hektare itu dikuasai orang asing, lebih baik ia yang mengelola. Dia berjanji, jika negara membutuhkan tanah itu, dia siap mengembalikannya.
“Tak usah dibawa-bawa debat. Anda hanya memperlihatkan ketololan Anda,” imbuhnya.*
Laporan Merinda Faradianti