Nusron Respons Hasto yang Minta Prabowo Koreksi soal Alutsista Era Soekarno

Anggota Komisi VI DPR RI dan Sekretaris Tim Kampanye (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid | Dokumentasi Website Resmi DPR RI
Anggota Komisi VI DPR RI dan Sekretaris Tim Kampanye (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid | Dokumentasi Website Resmi DPR RI

FORUM KEADILAN – Sekretaris Tim Kampanye (TKN) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid, memberikan respons terkait pernyataan Sekretaris Jenderal (sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengenai alutsista di era Soekarno.

Nusron menyebut bahwa Hasto tidak memiliki kredensial untuk bicara terkait hal tersebut.

Bacaan Lainnya

“Serahkan perkara itu pada ahlinya. Mas Hasto tidak memiliki kredensial dan dokumen sejarah itu bicara itu. Kalau kita bicara literatur sejarah militer Indonesia apa yang disampaikan Pak Prabowo fakta dan benar adanya,” ujar Nusron kepada wartawan, Selasa, 9/1/2024.

Ia juga mengatakan dari awal Prabowo juga tidak setuju dengan istilah alutsista bekas karena pemakaiannya bisa mencapai jangka panjang dan Nusron menambahkan alutsista baru memerlukan waktu yang lama.

“Sejak awal sebenarnya Pak Prabowo tidak setuju dengan istilah alutsista bekas. Sebab umur dan masa pakai alutsista itu 30 tahun. Misal beli kapal usia umur 10 tahun, masih punya masa pakai durasi 20 tahun, tidak bisa dikatakan bekas. Itu memang sudah benchmarking, sebab kalau beli baru sama sekali pasti butuh waktu lama. Padahal kapal tersebut dibutuhkan secepatnya,” terang Nusron.

Menurut Nusron, jika alat tersebut telah berusia 35 tahun barulah dapat dikatakan sebagai alutsista bekas. Dirinya tidak setuju dengan anggapan alutsista bekas yang akhir-akhirnya sedang ramai diperbincangkan.

“Kecuali kalau beli kapalnya itu usianya 35 tahun, baru alutsista tersebut bisa dikatakan bekas. Alias barang yang sudah habis masa pakainya,” lanjut Nusron.

Sebelumnya diketahui, PDIP meminta kepada capres nomor urut 2, Prabowo Subianto untuk melakukan koreksi terkait pernyataannya mengenai penggunaan alat bekas saat operasi Irian Barat di era Presiden Soekarno, karena hal tersebut dinilai PDIP keliru.

“Jadi, tidak ada yang bekas sehingga kami harapkan Pak Prabowo melakukan koreksi atas pernyataannya tadi malam,” ujar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangan pers, Selasa, 9/1/2024.

Hasto juga menjelaskan bahwa Indonesia mempunyai alutsista yang luar biasa di era Soekarno dan dirinya menyebutkan langkah Indonesia menggelar Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non Blok walaupun belum lama merdeka.

“Apa yang disampaikan Pak Prabowo bahwa peralatan-peralatan, alat-alat kita itu adalah bekas, itu tidak benar. Kita tahu bahwa saat itu kita belum lama merdeka. Lalu pada 1955, kita sudah mengadakan Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non Blok,” jelas Hasto.

Menurut Hasto, pemerintahan pada era Bung Karno telah membangun pertahanan berdasarkan kesadaran geopolitik dan Indonesia juga mengirimkan kapal selam untuk membantu Pakistan.

“Kita kirim kapal selam kelas Whiskey mengapa? Karena Bapak Bangsa Pakistan Muhammad Ali Jinnah itu membantu Indonesia dengan resolusi jihad pada 10 November 1945,” kata Hasto.

“Begitu banyak pasukan-pasukan dari Gurgha yang kemudian mendukung Indonesia lewat seruan Bapak Bangsa Pakistan tersebut sehingga kita memberikan sumbangsih, maka Bung Karno mendapat gelar pendekar dan pembebas bangsa Islam,” sambung Hasto.

Kemudian Hasto menjelaskan alutsista baru yang sudah digunakan pada era Soekarno merupakan dari Yugoslavia dan alutsista tersebut dikirim Soekarno untuk membantu perjuangan Aljazair.

“Karena itu, pernyataan Prabowo tentang sistem persenjataan Bung Karno tidak pas dan kami luruskan,” tegas Hasto.

“Karena inilah termasuk kita mendapatkan pesawat C-130 Hercules karena kedekatan Bung Karno dengan (Presiden AS) John Kennedy dari AS. Maka kita mendapatkan reaktor nuklir juga didirikan kerja sama dengan pemerintahan AS pada masa Presiden Kennedy,” pungkas Hasto.*

Pos terkait