Sabtu, 05 Juli 2025
Menu

Budiman Sudjatmiko Buka Suara Terkait Hilirisasi Digital

Redaksi
Budiman Sudjatmiko menghadiri agenda debat Capres 2024, di kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 12/12/2023 | Ari Kurniansyah/Forum Keadilan
Budiman Sudjatmiko menghadiri agenda debat Capres 2024, di kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 12/12/2023 | Ari Kurniansyah/Forum Keadilan
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, angkat buka suara terkait hilirisasi digital yang sempat disinggung oleh cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, dalam acara Debat Kedua Calon Wakil Presiden Pemilu 2024 yang diselenggarakan oleh KPU, di JCC Senayan, Jakarta, Jumat, 26/12/2023.

Budiman mengaku bahwa istilah yang disebut Gibran yakni hilirisasi digital adalah hal baru dan sangat penting.

Menurut Budiman, narasi hilirisasi digital yang dibawa Gibran memperlihatkan Koalisi Indonesia Maju (KIM) ingin membangun ekonomi digital dari hulu ke hilir.

“Saat ini, ekonomi digital Indonesia sudah cukup baik. Namun, membangun ekonomi digital tidak cukup hanya pengembangan aplikasi di bidang transportasi atau retail saja. Dengan tren digital kali ini, hilirisasi digital harus dimanfaatkan untuk banyak sektor lain,” jelas Budiman.

Hilirisasi digital, kata Budiman, memiliki dua makna yakni, Pertama dalam mempersiapkan infrastruktur jaringan atau konektivitas internet dan membangun industri perangkat digital.

“Oleh karena itu, di dalam visi misi dan program tercepat kami, kami sudah memastikan untuk memberikan akses internet dan literasi digital untuk masyarakat Indonesia terutama untuk daerah yang sebelumnya tidak terjangkau,” lanjut Budiman.

Akses internet dan literasi digital yang merata akan mendorong digitalisasi usaha dan penambahan sumber daya manusia di sektor digital.

Teknologi tersebut akan memberikan peluang pengembangan teknologi-teknologi digital yang canggih, seperti blockchain, artificial intelligence (AI), machine learning, dan big data analytics.

Kedua, hilirisasi digital juga memiliki makna bahwa teknologi digital juga bisa diterapkan agar menunjang rantai pasok industri di Indonesia.

“Digitalisasi akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam proses industri di semua lini. Contoh, di pertanian bisa menggunakan teknologi untuk pengembangan pupuk dan bibit unggul, IoT Smart Farming, atau e-commerce khusus pangan,” kata Budiman.

Pemanfaatan teknologi mampu membawa triliunan  keuntungan bagi industri di Indonesia, baik dari sektor pangan, transportasi, retail, logistik, maupun pertambangan. Budiman mengatakan bahwa potensi ekonominya mencapai Rp11.000 triliun.

Budiman menyebut dalam konsep pendekatan ekosistem yang dikenal sebagai DNA, yakni Device, Network, and Application.

Ia juga menambahkan bahwa hilirisasi digital akan membuat Indonesia mempunyai komoditas data dengan nilai ekonomi yang sangat besar.

Hal tersebut telah dikonfirmasi dengan banyaknya laporan yang menyatakan bahwa nilai komoditas data di pasar sudah sangat kompetitif. Pada 2017, Economist bahkan menyatakan nilai pasar data lebih bernilai dari minyak.

Walaupun demikian, Budiman menegaskan adaptasi teknologi tersebut tetap perlu disertai dengan penguatan keamanan digital di Indonesia.

“Karena data diolah secara digital dengan AI, machine learning, big data,  blockchain sehingga cyber security dan cyber defense yang diungkapkan Gibran menjadi sangat penting untuk melindungi komoditas ekonomi kita,” tutur Budiman,

Ia pun optimistis Indonesia bisa maju dari segala sisi strategis.

“Hal itu akan sangat mungkin apabila kita melakukan hilirisasi digital berdasarkan dua pilar ini yang sangat strategis dan terarah,” pungkas Budiman.*