Dirayakan Setiap Tahun, Ini Sejarah Natal

Ilustrasi Kelahiran Yesus | Ist
Ilustrasi Kelahiran Yesus | Ist

FORUM KEADILANNatal yang dirayakan setiap 25 Desember adalah hari yang dirayakan di seluruh dunia. Perayaan Natal identik dengan misa di Gereja dan fenomena budaya bertukar hadiah, menghias pohon natal, merayakan bersama keluarga dan saudara.

Tetapi, apakah Anda tahu tentang sejarah Natal? Berikut sejarah Natal yang bisa kamu ketahui.

Sejarah Natal

Natal dirayakan untuk mengingat hari kelahiran Yesus.

Dikutip dari lama whychristmas, kata ‘Natal’ berasal dari Misa Kristus (atau Yesus). Ibadah Misa (yang terkadang disebut Komuni atau Ekaristi) adalah saat umat Kristiani mengenang Yesus yang telah mati dan kemudian hidup kembali. Ibadah ‘Misa Kristus’ adalah satu-satunya yang diperbolehkan berlangsung setelah matahari terbenam (dan sebelum matahari terbit keesokan harinya), sehingga orang-orang mengadakannya pada tengah malam! Jadi kita mendapat nama Misa Kristus, disingkat menjadi Natal.

Mengutip situs resmi History, perayaan natal sudah ada sejak dua milenium dan perayaan natal bisa diisi dengan hal yang sifatnya religius dan sekuler.

Natal kini dirayakan oleh orang-orang di seluruh dunia, baik yang beragama Kristen maupun bukan. Ini adalah saat ketika keluarga dan teman berkumpul.

Tradisi budaya ini sangat disukai oleh kebanyakan orang pada umumnya karena bertukar hadiah, mendekorasi pohon natal, misa di Gereja, Christmas dinner bersama keluarga dan teman, bahkan menunggu kedatangan Sinterklas untuk memberikan kado dibawah pohon natal.

Asal-Usul Perayaan Natal

Berabad-abad sebelum kedatangan Yesus, masyarakat Eropa mulanya bersukacita selama titik balik Matahari saat musim dingin berakhir.

Di skandinavia, Norse atau bangsa seperti Nordik pun merayakan hari Yule pada 21 Desember. Dimana hari tersebut menandakan titik matahari tersebut saat pergantian musim dingin hingga Januari.

Untuk pengakuan atas kembalinya Matahari, para ayah dan anak laki-laki ajan membawa pulang kayu gelondongan besar yang mereka bakar.

Sekumpulan orang akan berpesta hingga batang kayu habis. Hal tersebut bisa memakan waktu hingga 12 hari.

Masyarakat Nordik percaya bahwa setiap percikan api mewakili babi atau anak sapi baru yang akan lahir pada tahun yang akan datang.

Pada saat itu, kebanyakan sapi disembelih sehingga mereka tidak lagi perlu memberi makan selama musim dingin.

Bagi sebagian dari masyarakat sana, hal tersebut merupakan momentum mereka untuk menikmati persediaan daging segar dalam waktu setahun.

Tidak hanya itu, mereka juga menikmati anggur dan bir yang telah difermentasi sepanjang tahun yang siap diminum.

Festival Saturnalia

Di sisi lain, di Roma, musim dingin tidaklah se menusuk di kawasan utara Eropa.

Masyarakat Romawi membuat festival Saturnalia, perayaan ini akan meliburkan pekerjaan dan bisnis untuk menghormati Dewa Saturnus atau dewa pertanian.

Festival Saturnalia menjadi pertanda musim bercocok tanam dan musim gugur telah berakhir hingga dengan demikian petani memberikan penghormatan kepada Dewa Saturnus lewat ritual pengorbanan dengan harapan, yaitu hasil panen mereka akan lebih berlimpah.

Perayaan Saturnalia pada saat itu dirayakan pada hari Minggu, menjelang titik balik Matahari di musim dingin.

Tepatnya pada setiap 17-25 Desember.

Durasi pelaksanaan perayaan Saturnalia tak menentu setiap tahunnya dan kadang-kadang hanya ada satu hari, atau tiga hari, lima hari bahkan ada yang merayakan selama seminggu penuh.

Festival Saturnalia merupakan perayaan yang paling penting bagi bangsa Romawi kala itu.

Pada masa masuknya agama Kristen di Kekaisaran Romawi, hari terakhir festival Saturnalia telah dijadikan sebagai hari kelahiran Yesus.

Penetapan tersebut dilakukan oleh penguasa Romawi yang sudah masuk ke agama Kristen dengan memiliki tujuan untuk mendorong kaum Pagan yang pada saat itu masih menyembah berhala agar segera masuk ke agama Kristen.

Tidak Saturnalia, masyarakat Roma juga merayakan Juvenalia.

Juvenalia adalah hari untuk menghormati anak-anak Roma. Masyarakat kelas atas sering merayakan hari lahir Mithra atau Dewa matahari setiap 25 Desember.

25 Desember Apakah Hari Kelahiran Yesus?

Pada tahun awal Kekristenan, Paskah adalah hari libur utama, namun kelahiran Yesus tidak dirayakan.

Diketahui, pada abad keempat, Bapak Gereja mengambil sebuah keputusan untuk melembagakan kelahiran Yesus sebagai hari libur, tetapi di dalam Alkitab tidak disebutkan tanggal kelahirannya.

Namun, beberapa bukti bermunculan yang mengatakan bahwa kelahirannya Yesus mungkin terjadi pada musim semi, Paus Julius I memilih tanggal 25 Desember.

Informasi Pesta kelahiran Yesus tersebut menyebar hingga ke Mesir pada tahun 432 dan ke Inggris pada akhir abad keenam.

Merayakan Natal pada waktu yang sama dengan festival titik balik Matahari di musim dingin dengan para Pemimpin Gereja menyatakan bahwa Natal akan dirayakan setiap tahunnya pada 25 Desember.*

Pos terkait