Senin, 21 Juli 2025
Menu

Mahfud MD Nilai Food Estate Gagal: Modal Besar, Petaninya Nggak Ada

Redaksi
Mahfud MD Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia dan Cawapres No Urut 3 | Instagram @mohmahfudmd
Mahfud MD Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia dan Cawapres No Urut 3 | Instagram @mohmahfudmd
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD memberikan tanggapan terhadap proyek food estate yang digagas oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mahfud menilai proyek food estate gagal.

Hal tersebut diungkap Mahfud dalam acara bedah visi misi di Universitas Ahmad Dahlan, Padang, Sumatra Barat, Senin, 18/12/2023.

Food estate yang sekarang banyak digembar-gemborkan, saya kira semua orang punya pesan itu gagal, dan saya kira iya (gagal),” kata Mahfud, dikutip dari YouTube UNAND Official, Selasa, 19/12.

Mahfud mengatakan, proyek food estate dianggap gagal karena tidak ada petani yang menggarap lahan yang disediakan. Menurutnya, kegagalan ini terjadi karena kurangnya perencanaan terkait penyediaan petani untuk lahan yang luas dan modal yang besar.

“Kenapa? karena kita menyediakan lahan yang besar, tidak dipikirkan bahwa lahan yang besar dengan modal yang besar itu harus ada petani. Sementara, lahan yang disediakan itu tidak ada orangnya, siapa yang mau bertani di situ?” ungkap Mahfud.

Walaupun demikian, Mahfud mengemukakan bahwa secara konsep, proyek food estate masih bisa dilanjutkan.

Mahfud juga menyoroti pentingnya diversifikasi bahan pangan di Indonesia, bukan hanya bergantung pada beras. Ia berpendapat bahwa banyak komoditas pangan lainnya yang seharusnya dikembangkan.

“Idenya bisa dilanjutkan dan pangan bukan hanya beras pada akhirnya. Harus kembali ke makanan tradisional Indonesia ada jagung, gandum, sagu, sorgum dan sebagainya. Itu nanti kita kembangkan karena itu makanan tradisional kita,” tandasnya.

Sebagai catatan, food estate atau lumbung pangan adalah salah satu Program Strategis Nasional 2020-2024 yang bertujuan untuk membangun lumbung pangan nasional dengan luas lahan mencapai 165.000 hektar. Pada 2020, diterapkan di lahan seluas 30.000 hektar sebagai model percontohan penerapan teknologi pertanian 4.0.*