FORUM KEADILAN – Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menghadirkan Didin Wahyudin, ayah dari Harun Al Rasyid (15), saat debat perdana capres di kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Selasa, 12/12/2023 malam.
Harun Al Rasyid merupakan salah satu korban meninggal dunia di kerusuhan di kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat, pada 21-23 Mei 2019.
Harun meninggal dalam unjuk rasa di kantor Bawaslu yang memprotes hasil Pemilu 2019.
Pengamat politik Bawono Kumoro menilai, cara yang dilakukan Anies tidak etis karena terlihat seolah-olah menonjolkan penderitaan orang lain sebagai bahan kampanye.
“Apabila maksud utama dari Anies ingin menunjukkan diri sebagai calon presiden memiliki concern terhadap persoalan hak asasi manusia cukup untuk disampaikan saja secara verbal apa, contoh kasus mana, tanpa harus turut membawa keluarga korban di panggung debat agar tidak terkesan memanfaatkan kondisi korban untuk agenda politik Pemilu 2024,” kata Bawono dalam keterangannya, Rabu, 13/12/2023.
Terlebih lagi, menurut Bawono, jika keberadaan ayah Harun Al-Rasyid dijadikan alat untuk menjatuhkan Prabowo, itu berlebihan.
“Strategi Anies dengan membawa orang tua almarhum Harun dalam debat kemarin berlebihan,” tegas dia.
Sementara itu, Bawono menilai, posisi Prabowo yang disudutkan Anies justru merespons secara proporsional, tidak berlebihan, dan lugas dalam penyampaian tutur katanya.
Kata Bawono, Prabowo fokus menyampaikan apa yang menjadi visi-misi rencana ke depan apabila terpilih sebagai presiden.
“Prabowo juga tentu mengungkapkan apa yang menjadi visi-misi rencana ke depan apabila terpilih sebagai presiden,” ujarnya.*