Anak yang Divonis Mati Batang Otak Pasca Operasi Amandel Meninggal, Ayah Ungkap Kejanggalan

Alvaro (7) meninggal usai tidak sadarkan diri (koma) akibat mati batang otak, Senin, 2/10/2023 pukul 18.45 WIB |
Alvaro (7) meninggal usai tidak sadarkan diri (koma) akibat mati batang otak, Senin, 2/10/2023 pukul 18.45 WIB |

FORUM KEADILAN – Alvaro (7) meninggal usai tidak sadarkan diri (koma) akibat mati batang otak, Senin, 2/10/2023 pukul 18.45 WIB.

Alvaro divonis mati batang otak setelah menjalani operasi amandel di Rumah Sakit (RS) Kartika Husada, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada 19 September 2023.

Bacaan Lainnya

Ayah Alvaro, Albert Francis (38), mengungkapkan adanya dua kejanggalan sebelum operasi dimulai. Pertama, operasi mengalami penundaan hingga tujuh jam dari jadwal yang telah ditetapkan, yaitu pukul 05.00 WIB.

Selama tujuh jam tersebut, Alvaro tidak dapat ditempatkan di ruangan perawatan karena alasan kapasitas penuh.

Kedua, Alvaro dibawa ke ruang operasi ketika kedua orang tuanya, Albert dan istrinya, Delima Sinaga, sedang pulang untuk mandi.

Setelah operasi selesai, napas Alvaro menjadi berat dan terdengar seperti mengorok, kemudian napasnya berhenti. Dokter segera melakukan upaya resusitasi jantung paru (cardiopulmonary resuscitation) dan memasang alat bantu napas (ventilator).

Terkait hal ini, pihak rumah sakit menyatakan bahwa operasi telah dilakukan sesuai dengan prosedur pelayanan dan berjalan dengan lancar.

“Namun saat pemulihan, terjadi keadaan yang tidak diinginkan. Seperti yang diketahui, salah satu risiko pembiusan tindakan operasi adalah terjadinya pingsan,” ujar Juru bicara RS Kartika Husada dr. Rahma Indah P dalam siaran persnya, dikutip, Selasa, 3/10.

“Kami melakukan pertolongan pertama hingga akhirnya (pasien Alvaro) bernapas normal, dan pertolongan selanjutnya di ruang ICU,” lanjut Rahma.

Menurut Rahma, selama di ruang perawatan, tim dokter sudah berupaya memberikan perawatan secara intensif dengan obat-obatan dan pelindung napas, namun kondisi Alvaro tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendorong agar proses operasi amandel Alvaro diperiksa secara detail dan hasilnya disampaikan kepada publik.

“Komite Medik RS dapat mengecek dulu prosesnya,” kata Kabiro Komunikasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi melalui pesan singkat, Selasa, 3/10.

Komite medik adalah perangkat di rumah sakit yang bertugas untuk menerapkan tata kelola klinis (clinical governance). Ini penting untuk memastikan profesionalisme staf medis di rumah sakit melalui mekanisme kredensial, pengawasan mutu profesi medis, serta pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis.

“Penjelasan ini perlu disampaikan oleh fakesnya,” tambah Nadia.*