Selasa, 01 Juli 2025
Menu

Kader PDIP Diduga Dipukul Ketua DPC Gerindra, Hasto Minta Redam Emosi

Redaksi
Hendrar Prihadi
Hendrar Prihadi | Ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Ketua DPC Gerindra Semarang, Joko Santoso, diduga melakukan pemukulan terhadap kader PDIP Suparjianto.

Ketua Umum DPP Taruna Merah Putih (TMP) Hendrar Prihadi mengatakan bahwa peristiwa pemukulan itu terjadi pukul 21.45 WIB pada Jumat, 8/9/2023.

“Tadi malam hari Jumat jam 21.45 WIB ada kawan kami Pak Suparjianto warga Jalan Cumi-cumi, Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara, yang didatangi oleh ketua DPC Gerindra. Kemudian tanpa babibu Ketua Gerindra yang juga anggota DPRD, Kota Semarang itu memukul kader kami,” kata Hendrar pada Sabtu, 9/9.

Ia juga mengatakan bahwa Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto meminta para kader PDIP meredam emosinya.

“Maka hari ini kami sebagai Ketua DPC Kota Semarang melaporkan pertama, kepada Mas Bambang Wuryanto selaku ketua PDIP Jawa Tengah, dan Pak Sekjen Mas Hasto, bagaimana sikap dan langkah terhadap situasi yang berkembang tadi malam. Dan perintah dari Pak Sekjen pagi hari ini pertama, kami diminta untuk meredam emosi kawan-kawan supaya di Semarang itu tidak terjadi sebuah pertikaian yang keras antara dua partai ini, partai kami dan Gerindra,” kata Hendar.

Selain itu, Hasto juga menyampaikan untuk melaporkan persoalan ini ke ranah hukum.

Diketahui, insiden pemukulan itu diduga terjadi karena pemasangan bendera PDIP.

“Alasannya karena kader kami memasang bendera di sekitar perkampungan yang di situ tinggal Pak Ketua Gerindra,” lanjut Hendrar.

Hasto Menyesali Insiden Pemukulan

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto lantas turut buka suara terkait pemukulan itu. Dia menyesalkan peristiwa kekerasan tersebut.

“Ini masa yang sangat penting untuk menunjukkan kualitas demokrasi kita yang berkeadaban, demokrasi yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Demokrasi yang tidak boleh mengedepankan suatu emosi, apalagi memaksakan kehendak. Dari hal yang sederhana, melempar handphone saja itu tidak diizinkan dalam alam demokrasi yang baik, apalagi melakukan suatu tindak kekerasan, karena itulah kami sangat menyesalkan terhadap suatu-suatu tindakan arogansi apalagi menggunakan intimidasi menggunakan kekerasan, itu tidak boleh di dalam alam demokrasi kita,” kata Hasto kepada wartawan usai acara senam sicita di Senen, Jakarta Pusat pada Sabtu, 9/9.

Hasto mengatakan jalur hukum untuk menangani tindakan kekerasan dalam demokrasi merupakan hal yang positif.

“Karena itulah kami langsung memerintahkan untuk tidak boleh ada melakukan suatu hal yang sifatnya justru semakin buruk. Kita harus membangun kondusifitas di dalam alam demokrasi kita yang berkebudayaan, sehingga langkah menempuh proses hukum itu merupakan hal yang sangat positif. Dalam politik itu akal sehat harus dikedepankan, dalam politik itu senyum harus dikedepankan,” ujarnya.*