Fixpoll Rilis Elektabilitas Buncit Ganjar Pranowo

Moh Anas RA, Direktur Eksekutif Fixpoll Indonesia.
Moh Anas RA, Direktur Eksekutif Fixpoll Indonesia | Novia Suhari/forumkeadilan.com

FORUM KEADILAN – Lembaga survei Indonesia Fixpoll merilis preferensi politik Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) 2024 di provinsi Jawa Barat.

Acara yang digelar di Hotel Tamarin, Jakarta ini, membedah elektabilitas hasil survei Capres dan Cawapres 2024 mendatang.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan survei Fixpoll di Jawa Barat, tiga Bacapres, Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo, dua diantaranya memiliki elektabilitas signifikan.

Berdasarkan tingkat keterkenalan tertinggi Prabowo menempati urutan pertama dengan angka 94,4 persen, kedua Anies Baswedan 89,9 persen, dan disusul Ganjar Pranowo 85,1 persen.

Sedangkan berdasarkan tingkat kesukaan lagi- lagi Prabowo unggul dengan 79,0 persen, Anies Baswedan 75,5 persen, dan Ganjar Pranowo 55,2 persen.

Sementara itu, simulasi elektabilitas calon Presiden 2024, dinahkodai oleh Prabowo 38,4 persen, Anies Baswedan 33,7 persen, Ganjar Pranowo 16,9 persen, dan sisa suara 11,0 persen yang masih belum menentukan pilihan.

Melihat hasil survei sementara di Jawa Barat tersebut, bisa dikatakan Ganjar Pranowo menjadi Capres dengan perolehan suara yang minim.

Menurut, Direktur Eksekutif Fixpoll, Muhammad Anas RA, hasil survei Ganjar Pranowo yang kurang bagus di Jabar dikarenakan beberapa faktor.

Terlebih lagi, ia mengatakan, suara PDIP di Jabar memang tidak terlalu tinggi sejak 2014 dan 2019.

“Dari 2014 sampai 2019 calon Presiden PDIP Itu kalah (di Jabar), kalau capres itu kader PDIP bahkan di level gubernur. Kemarin calgub PDIP, juga 2 kali pemilihan itu juga kalah, seperti TB hasanuddin berpasangan dengan Anton Cahya. Jadi itulah historis politiknya di Jabar ternyata siapapun calon dari PDIP itu kurang mendapatkan dukungan publik di masyarakat Jabar,” katanya, dalam rilis hasil survei Preferensi Politik Masyarakat Terhadap Capres-Cawapres Jelang Pemilu 2024 di Provinsi Jabar, Senin, 24/7/2023.

Selain faktor historis, Anas juga mengungkapkan jika kekalahan PDIP di Jabar karena kader yang dicalonkan tidak sesuai dengan visi masyarakat.

“Karena ternyata masyarakat Jabar itu ingin tokoh pemimpin yang secara visi memperjuangkan kemaslahatan umat sekitar 44,5 persen, nah kalau bicara tokoh umat maka selalu pemilihnya ke Anies dan mungkin ke Prabowo, makanya signifikan,” ungkapnya.

PDIP yang memiliki slogan partai wong cilik dinilai tidak terlalu menarik suara masyarakat karena menurunnya kepercayaan terhadap pemerintah.

“Sementara yang hanya memperjuangkan rakyat kecil hanya 20 persen, atau misalkan hanya PDIP slogannya itu partainya wong cilik, jadi ya kira-kira begitu. Jadi jawaban ini sangat terkonfirmasi oleh pilihan-pilihan politik masyarakat Jawa Barat terkait pemilihan presiden. Jadi ada faktor tersebut juga, bahwa masyarakat Jawa Barat lebih senang visi tentang kemaslahatan umat daripada misalnya hanya membantu rakyat kecil, artinya membantu rakyat kecil,” ujarnya.

Ia juga membandingkan, partai PKS yang selalu unggul di Jabar karena membawa isu-isu kemaslahatan umat dalam pemilu.

“Misalnya PKS membawa isu-isu kemaslahatan umat, itu lah sehingga calon Presiden dari PKS, itu sangat signifikan di Jawa Barat,” katanya.

Sedangkan disisi lain, hasil survei Fixpoll juga menunjukan kurangnya kepuasan masyarakat Jabar terhadap kinerja Joko Widodo.

“Dan apalagi kalau kita melihat, orang yang puas terhadap kinerja nya Pak Jokowi juga dalam kategori sedang, hanya 64,5 persen, itu kategori sedang, dan tidak maksimal. Sementara kalaupun 64 persen itu yang mungkin pemilih-pemilih Jokowi, kalau kita lihat di data kami, memang pemilih-pemilih Jokowi yang ada di Jabar itu memilih Prabowo,” imbuhnya.

Kemudian, ia menambahkan elektabilitas Ganjar Pranowo yang kurang bagus di Jabar ini, bisa menjadi PR bagi tim sukses, dan juga partai koalisinya.

“Nah sehingga itulah alasan-alasan nya kenapa Prabowo dan Anies unggul di Jabar, dan Ganjar buncit di Jabar ini tentu menjadi PR bagi tim Ganjar Pranowo dan anggota-anggota koalisi Pak Ganjar, bahwa hari ini hanya PDIP secara basis pemilih yang mayoritas memilih Ganjar Pranowo, sementara partai Hanura dan Perindo itu mayoritas mendukung Anies Baswedan, dan PPP, mayoritas memilih Prabowo Subianto, ini menjadi tantangan bagi tim Ganjar kedepan,” tandasnya.*

 

LaporanĀ Novia Suhari

Pos terkait