Senin, 07 Juli 2025
Menu

Seragam Kampanye Ganjar Pranowo Manifestasi Design Politik Jokowi

Redaksi
Pertemuan Jokowi dan Ganjar Pranowo
Potret pertemuan Presiden Jokowi dan Ganjar Pranowo | ist
Bagikan:

FORUM KEADILAN – Cawe-cawe Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kontestasi Pemilu 2024, khususnya pemilihan presiden, semakin terang benderang dan tak terbendung.

Jokowi sedang mempertontonkan dirinya adalah kartu truf dalam pertarungan para kontestan Pilpres 2024.

Bahkan untuk urusan design seragam kampanye Ganjar Pranowo, tak lepas dari campur tangan Jokowi

Jokowi merancang design kemeja hitam putih yang dikenakan bakal calon presiden (capres) PDIP Ganjar Pranowo saat bertemu dengan para relawan pendukungnya dalam agenda Silaturahmi 1 Muharram 1445 H. Ganjar bersama relawan kompak mengenakan kemeja motif garis hitam putih tersebut.

Ketua DPP PDIP Said Abdullah pun mengamininya. Kata dia, hal itu menunjukkan komitmen Jokowi dalam mendukung Ganjar pada Pilpres 2024.

“Perhatian Presiden Jokowi dengan memberikan kostum kampanye kepada Mas Ganjar Pranowo, termasuk mengirimkan sejumlah orang sebagai tim kampanye pemenangan beliau di pilpres, adalah komitmen Presiden Jokowi dalam mendukung Mas Ganjar,” kata Ketua DPP PDIP Said Abdullah kepada wartawan.

Said menyebut, sikap Jokowi itu secara simbolik menepis banyaknya framing di media massa yang menarasikan bahwa Jokowi mendukung capres selain Ganjar Pranowo.

“Secara simbolik Presiden Jokowi ingin menepis banyaknya framing di media massa yang menarasikan bahwa Presiden Jokowi mendukung capres selain Ganjar Pranowo,” kata dia.

Partai Gerindra menilai design baju yang dibuat Jokowi untuk Ganjar itu tak berarti apa-apa. Menurutnya, baju apa pun tetap memiliki fungsi yang sama.

“Ya baju kotak, baju garis, baju putih, baju merah sama aja. Ya itu baju untuk menutup badan kita,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerindra Ahmad Muzani di DPP Partai Demokrat.

Kritikan pedas terkait ‘keikutcampuran’ Jokowi itu datang dari Partai Ummat.

Juru bicara Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya mengatakan, tak elok jika Jokowi sampai harus mengurusi baju Ganjar.

“Jokowi tidak elok mengurusi baju Ganjar. Apalagi dihubung-hubungkan dengan UUD 1945. Sama sekali tidak patut,” ujar pria yang akrab disapa Tofa ini.

Menurut Tofa, komentar-komentar Jokowi selama ini terkait Pilpres 2024 tak memiliki nilai. Bahkan, kata dia, keikutsertaan Jokowi itu bisa membuat Ganjar rugi.

“Meskipun politik itu pencitraan, tetapi kalau yang membantu pencitraan adalah Pak Jokowi, maka Ganjar akan rugi,” katanya.

Pendapat lain datang dari Peneliti dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad. Dia menilai, penggunaan kemeja itu justru pembuktian Ganjar bahwa dia bukan hanya milik partai.

“Ya (bukan hanya milik partai), mau tidak mau Ganjar harus menjadi milik semua. Satu partai tidak akan cukup menjadikan dia presiden,” ujar Saidiman saat dihubungi wartawan.

Menurut Saidiman, kemeja yang dikenakan Ganjar itu bermotif lurik-lurik seperti baju khas Jawa, khususnya Yogyakarta.

“Namun dengan warna hitam dan putih. Mungkin ini ingin memberi kesan dekat dengan lokalitas (masyarakat tradisional), namun pada saat yang sama dan pada saat yang sama lebih terbuka,” kata dia.

Meski begitu, Saidiman menilai simbol PDIP tak ditinggalkan sama sekali dalam baju tersebut, karena hitam dan putih cukup menonjol dalam lambang atau bendera PDIP.

Saidiman juga menilai, desain baju dari Jokowi itu menunjukkan bahwa Ganjar memang tokoh yang secara politik paling dekat dengan dirinya.

“Ini bisa dimaknai bahwa Ganjar memang tokoh yang secara politik paling dekat dengan Jokowi, bahkan mungkin tokoh yang dipersiapkan melanjutkan pemerintahan selanjutnya,” ujar dia.

Kemudian menurut Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin, sikap itu merupakan cara Jokowi memperlihatkan kalau dirinya juga perhatian kepada Ganjar, bukan hanya pada Prabowo.

“Saya sih melihatnya bahwa itu simbol, simbol kedekatan Jokowi dengan Ganjar yang mungkin karena memang mereka sama-sama berangkat dari partai yang sama, dari PDIP, satu rumah satu baju satu warna. Makanya soal desain baju yang digunakan Ganjar, saya sih melihatnya bahwa bagian dari cawe-cawe juga, menunjukkan bahwa iya Jokowi dekat dengan semuanya, dekat dengan Ganjar juga dengan Prabowo,” kata Ujang kepada Forum Keadilan.

Selain itu, kata Ujang, juga bertujuan untuk menarik pendukung dan pemilih Jokowi di Pilpres 2019 lalu atau saat ini. Terlebih, melihat pendukung Jokowi yang tampaknya saat ini lebih pro ke Prabowo.

“Kita tahu bahwa pendukung-pendukung Jokowi itu banyak yang mendukung Prabowo saat ini, arahnya ke Prabowo. Jadi bisa saja kaus yang didesain Jokowi itu menunjukkan bahwa Ganjar dekat dengan Jokowi dan ingin menarik simpati pendukung Jokowi yang saat ini sudah banyak mendukung Prabowo,” tandasnya.*