FORUM KEADILAN – Kader PDIP Budiman Sudjatmiko mengaku kunjungannya ke kediaman Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto pada Selasa, 18/7/2023 lalu merupakan inisiatif pribadinya.
“Inisiatif saya datang ke Prabowo untuk memastikan, saya sendiri tidak mewakili partai,” ucapnya saat menyambangi Forum Keadilan pada Sabtu, 22/7.
Menurutnya, pada pertemuan tersebut dirinya ingin memastikan bahwa tujuan dan cita-cita strategis Presiden Jokowi yang tidak sempat terlaksana tetap dilanjutkan di periode selanjutnya.
“Saya datang ke Pak Prabowo untuk memastikan bahwa kaum nasionalis, di manapun partainya, tetap bersatu untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Pak Jokowi yang tidak sempat terlaksana semua,” tuturnya.
Ia melihat sosok Prabowo bisa melanjutkan semangat dan program Jokowi.
“Karena saya ngobrol, setelah ngobrol banyak dengan beliau ada banyak kesamaan. Bagusnya disatukan saja, itu ide saya,” imbuhnya.
Selain itu dirinya juga berencana untuk mempertemukan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Jokowi dan Prabowo dalam satu kesempatan.
“Kita ingin PDIP menjadi bagian dari kemenangan yang penting ke depan, why not, kenapa saya tidak mencoba membangun jembatan itu,” lanjutnya.
Imbas dari pertemuannya dengan bakal calon presiden dari Gerindra tersebut, Budiman tak menampik bahwa ia dipanggil oleh pihak PDIP.
“Ada pernyataan yang mengatakan bahwa saya akan dipanggil, dan itu wajar-wajar saja,” ucapnya.
Diketahui, rencananya Budiman Sudjatmiko akan dipanggil setelah masa reses DPR selesai yaitu pada tanggal 15 Agustus 2023.
“Itu ancer-ancer saja. Kalau pak Komarudin Watubun (Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan) ada di Jakarta bisa dilakukan lebih awal,” ucap Hendrawan Supratikno, Jumat, 21/7/2023.
Seperti diketahui, Budiman Sudjatmiko mengunjungi Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa 18/7/2023.
Dalam 2 jam pertemuan tersebut, Budiman merasa memilki kesamaan visi misi dengan Menteri Pertahanan Indonesia saat ini. Selain itu ia juga menganggap Prabowo sebagai salah satu pemimpin yang dapat membawa Indonesia keluar dari ancaman krisis global.*
Laporan Syahrul Baihaqi