FORUM KEADILAN – Vinicius Junior kembali mendapatkan perlakuan rasis dari suporter lawan ketika Real Madrid menjalani partai tandang ke Estadio Mestalla, kandang Valencia dalam lanjutan La Liga pekan ke-35 pada Minggu (21/05/23) malam WIB.
Suporter Valencia berkali-kali meneriakkan kata ‘mono’ yang jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia berarti ‘monyet’, hanya untuk memancing emosi pemain asal Brasil tersebut sehingga tidak fokus dalam pertandingan.
Amarah Vini pun akhirnya meledak dan merespons teriakan para penonton tersebut sembari menunjuk ke arah tribun penonton pada menit ke-72.
Perlakuan rasis dari suporter lawan bukanlah yang pertama kalinya dialami oleh Vini, terutama dalam partai tandang La Liga. Bahkan, hal ini sudah terlampau sering menimpa dirinya.
Dilansir dari situs resmi Madrid, sebelum kasus ini, tercatat ada sembilan kasus serupa kepada winger asal Brasil tersebut. Berawal dari pertandingan tandang ke Camp Nou pada Oktober 2021 sampai insiden di Mestalla, Minggu malam.
Vini sampai kembali menuliskan pesan di media sosialnya yang berisikan bahwa kejadian ini bukanlah yang pertama atau kedua kalinya.
Menurutnya, kasus seperti ini seperti hal yang wajar terjadi di La Liga. Sampai peristiwa kemarin, pihak La Liga sama sekali tidak memberikan sanksi yang berarti bagi para pelaku.
“Itu bukan yang pertama, bukan yang kedua, atau yang ketiga. Rasisme adalah hal yang normal di La Liga. Kompetisi menganggapnya normal, Federasi juga melakukannya dan lawan mendorongnya,” tulis Vini di akun Twitternya.
Pemain berusia 22 tahun itu juga sangat kecewa karena menganggap Spanyol, yang dulunya adalah kompetisi elit milik para legenda seperti Messi dan Ronaldo, kini sudah dikenal sebagai negara yang rasis. Tapi ia berusaha untuk tetap kuat melawan rasisme.
“Saya minta maaf. Kejuaraan yang dulunya milik Ronaldinho, Ronaldo, Cristiano dan Messi sekarang menjadi milik rasis. Bangsa yang indah, yang menyambut saya dan yang saya cintai, tetapi setuju untuk mengekspor citra negara rasis ke dunia.”
“Saya minta maaf untuk orang Spanyol yang tidak setuju, tetapi hari ini, di Brasil, Spanyol dikenal sebagai negara rasis. Dan sayangnya, untuk semua yang terjadi setiap minggu, saya tidak memiliki pembelaan. Saya setuju. Tapi saya kuat dan saya akan melawan rasis sampai akhir.” tutup Vini.
Ironisnya, Javier Tebas, Presiden La Liga malah merespons dengan negatif pernyataan Vini di sosial medianya. Ia malah menyalahkan Vini atas semua yang terjadi padanya. Ia juga tidak suka bagaimana Vini berbicara tentang La Liga.
“Mereka harusnya tidak menjelaskan pada Anda soal itu dan apa yang dapat dilakukan La Liga pada kasus rasisme,” buka Tebas.
“Kami sudah mencoba menjelaskan pada Anda, tetapi Anda tidak datang pada salah satu dari dua tanggal yang disepakati yang Anda sendiri minta. Sebelum mengkritik dan menghina La Liga, Anda perlu memberitahu diri sendiri dengan benar.”
“Jangan biarkan diri Anda dimanipulasi dan pastikan Anda paham sepenuhnya soal kompetensi masing-masing dan pekerjaan yang sudah kita lakukan bersama,” tegas Tebas.
Sontak pernyataan Tebas menuai kecaman dari berbagai pihak yang berdiri bersama Vini dan tak sependapat dengannya, tak terkecuali Luis Rubiales, Presiden Federasi Sepakbola Spanyol.
Rubiales dalam konferensi persnya meminta Vini untuk mengabaikan komentar Tebas, karena federasi akan mendukung dan membantu sepenuhnya.
“Vinicius Jr. dan siapa pun yang menderita penghinaan rasis mendapat dukungan saya dan RFEF. Abaikan perilaku tidak bertanggung jawab dari Javier Tebas di media sosial yang terlibat percakapan dengan pesepakbola dimana beberapa jam sebelumnya menerima hinaan rasis,” kata Rubiales dilansir dari Marca.
Bahkan, Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva juga menyatakan dukungannya terhadap Vinícius Júnior sekaligus mengecam aksi penghinaan rasial yang terjadi, dalam konferensi persnya.
Luiz mengatakan: “Adalah penting bahwa FIFA, Liga Spanyol, liga di negara lain, mengambil tindakan serius.”
Vini juga mendapatkan dukungan dari negaranya. Federasi Sepakbola Brasil, mengeluarkan pernyataan untuk mendukung Vini khususnya, dan para korban lain umumnya.
Melalui Ednaldo Rodrigues, Presiden CBF – Federasi Sepakbola Brasil, di sosial media resmi CBF menanyakan: “Berapa lama kita akan mengalami, di pertengahan abad 21, episode seperti yang baru saja kita saksikan, sekali lagi, di La Liga?”
Tak hanya itu, para pesepakbola, rekan setim, dan rekan senegara Vini berbondong-bondong ikut mendukungnya.
Bahkan para legenda sepakbola juga turut bersuara untuk mendukung winger asal Brasil tersebut dan menuntut pihak La Liga memberikan hukuman pada pelaku.