FORUM KEADILAN – Keluarga korban kasus human trafficking atau perdagangan orang di wilayah konflik Myanmar mendatangi Bareskrim Polri untuk melaporkan kasus tersebut, Selasa, 2/5/2023.
Keluarga korban datang ke Bareskrim didampingi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI).
Diploma Muda Kemenlu Rina Komaria mengatakan, Kemenlu dan SBMI akan mengawal dan memfasilitasi pengaduan keluarga Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban human trafficking di Myanmar.
“Upaya ini merupakan kerja sama yang telah kami lakukan sejak awal dengan Bareskrim Polri, dan kami memang ingin menekan pentingnya penegakan hukum, terhadap pihak-pihak yang masih melakukan perekrutan terhadap WNI untuk dipekerjakan di Myanmar,” kata Rina, Selasa, 2/5.
Rina menyebut, Kemenlu juga akan secara intensif bekerja sama dengan sejumlah pihak-pihak, termasuk Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), dalam mengupayakan agar para WNI dapat menyebrang dari wilayah konflik ke wilayah lebih aman.
“Seperti yang diketahui bahwa para WNI ini banyak yang masih berada di perbatasan Thailand dan Myanmar, yang mana itu wilayah yang dikuasai kelompok bersenjata, bahkan otoritas setempat sendiri baik itu kepolisian memang melarang untuk masuk ke wilayah tersebut, dan kita sendiri tidak bisa mengakses wilayah tersebut karena sangat berbahaya,” tegasnya.
Dalam mengatur strategi agar bisa masuk ke wilayah tersebut, Kemenlu dan perwakilan KBRI Yangon, Bangkok, sedang berkoordinasi dengan pihak-pihak yang dapat membantu para WNI keluar dari wilayah berbahaya.
Sebelumnya, diduga sebanyak 20 WNI menjadi korban perdagangan orang di perbatasan Thailand dan Myanmar.
Sebanyak 20 WNI tersebut terjebak dalam jaringan sindikat penipuan lowongan kerja melalui website dan juga media sosial.*
Laporan Novia Suhari