Mudik Lebaran 2023, Pengamat Transportasi Sebut Jalan Tol Masih Jadi Pilihan Favorit

FORUM KEADILAN – Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan penggunaan jalan tol di mudik lebaran 2023 masih menjadi pilihan utama pemudik.
Katanya, setelah terhubungnya Tol Trans Jawa tahun 2019, penggunaannya masih menjadi pilihan utama.
Karena, masyarakat masih menganggap tol akan melancarkan perjalanan mereka.
“Alasan kelancaran, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan menjadi pertimbangan masyarakat menggunakan jalan tol. Makin banyaknya memilih jalan tol sudah barang tentu kemacetan lalu lintas akan terjadi pada saat mudik lebaran. Sementara memilih jalan alternatif harus berhati-hati dengan sepeda motor. Jika malam hari masih ada jalan alternatif yang belum dilengkapi dengan rambu dan lampu penerangan jalan,” katanya, Sabtu, 25/3/2023.
Ia menyebut jalan di Indonesia baik jalan tol maupun arteri bukan dirancang untuk volume lalu lintas seperti lebaran yang dalam waktu singkat bergerak bersamaan.
Sehingga pengendalian dan pengaturannya yang perlu dimatangkan.
Tol Trans-Jawa diproyeksikan akan dilintasi sekitar 9,2 juta orang.
Kata Djoko, daerah tujuan mudik terbanyak selama arus Lebaran 2023 adalah Provinsi Jawa Tengah yaitu 32,75 juta orang atau 26,45 persen.
Sementara itu, pilihan moda transportasi masih didominasi mobil pribadi 27,32 juta orang (22,07 persen) dan sepeda motor 25,13 juta orang (20,30 persen).
Jalur utama yang dipilih pengguna mobil dan sepeda motor didominasi Tol Trans-Jawa yakni 9,2 juta orang.
“Perjalanan melewati jalan tol atau bebas hambatan tidak selalu lebih lancar. Masyarakat dapat mempertimbangkan penggunaan jalan arteri, seperti Pantura dan pansel Jawa. Pada arus mudik tahun 2022, penggunaan jalan arteri pantura Jawa tergolong relatif lebih lancar ketimbang jalan tol,” terangnya,
Wakil Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) itu juga menuturkan, pemudik sering memandang tol itu cepat.
Sehingga, sebagian besar memilih tol dan pergerakan di tol menjadi lambat.
Di sisi lain, area istirahat di tol kerap penuh dan menjadi sumber kemacetan.
Menurutnya, pemerintah perlu mengantisipasi peningkatan arus mudik Lebaran tahun ini dengan menambah fasilitas di tempat istirahat.
Seperti toilet, khususnya jumlah toilet untuk perempuan harus lebih banyak dari jumlah toilet untuk laki-laki.
Juga dibangun rest area tambahan di beberapa tempat yang cukup menyediakan toilet.
Di samping itu, penambahan tempat-tempat istirahat di luar tol yang masih berdekatan dengan pintu tol.
Dengan demikian, tidak terjadi pemanfaatan bahu jalan tol untuk beristirahat yang memicu kemacetan. Bahu jalan tol harus bersih dari lalu lintas kendaraan yang tidak diizinkan.
“Bahu jalan tol digunakan untuk aktivitas darurat. Jika rest area masih penuh, pengguna jalan bisa keluar tol untuk cari alternatif tempat istirahat dan selanjutnya masuk lagi ke tol. Biaya keluar-masuk tol tidak akan lebih mahal,” ujarnya.(*)
Laporan Merinda Faradianti