Mengenang Sastrawan Sapardi Djoko Damono yang Jadi Google Doodle Hari Ini

Google Doodle Sapardi Djoko Damono
Google Doodle Sapardi Djoko Damono | Forum Keadilan

FORUM KEADILANGoogle Doodle hari ini, Senin, 20/3/2023, mengenang kelahiran sastrawan Indonesia Sapardi Djoko Damono.

Sapardi Djoko Damono lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada 20 maret 1940. Sapardi menghabiskan masa kecilnya di perpustakan karena suka sekali membaca buku.

Bacaan Lainnya

Sapardi mulai menulis puisi sejak duduk di kelas 2 Sekolah Menengah Atas (SMA). Sapardi kemudian melanjutkan pendidikannya di jurusan Sastra Barat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Setelah sempat menempuh studi di University of Hawaii, Honolulu,  Amerika Serikat (1970-1971), Sapardi menempuh program doktor di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI) dan lulus pada 1989.

Begitu selesai meraih gelar sarjana sastra pada 1964, Sapardi mengajar di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang cabang Madiun selama empat tahun.

Lalu, berlanjut di Universitas Diponegoro, Semarang, selama empat tahun juga. Baru pada 1974, Sapardi mengajar di Fakultas Sastra UI.

Beberapa karya Sapardi yang sudah ada di tengah masyarakat kala itu, DukaMu Abadi (1969), Mata Pisau dan Aquarium (1974). Sapardi juga menulis buku ilmiah, salah satunya Sosiologi Sastra, Sebuah Pengantar Ringkas (1978).

Beberapa karya besar yang pernah Sapardi buat adalah kumpulan sajak berjudul Perahu Kertas. Karya tersebut berhasil membuatnya memperoleh penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta.

Selain itu, kumpulan sajak Sihir Hujan, yang ditulisnya ketika sedang sakit, berhasil memperoleh Anugerah Puisi Poetra Malaysia.

Selain menciptakan puisi-puisi fenomenalnya, Sapardi juga aktif menulis esai, kritik sastra, artikel, serta menerjemahkan berbagai karya sastra asing.

Beberapa puisinya pun menjadi fenomenal dan dikenali banyak orang, seperti Aku Ingin, Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, Yang Fana Adalah Waktu, Hatiku Selembar Daun, Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari, dan Sajak Kecil Tentang Cinta.

Hujan Bulan Juni pun sampai diadaptasi ke dalam sebuah film layar lebar berjudul sama, yang dirilis pada 2 November 2017.

Selain itu, Hujan Bulan Juni yang diterbitkan pada 1994 pun menginspirasi beberapa musisi untuk membuat komposisi dengan tema serupa.

Universitas Indonesia memilih Sapardi sebagai dekan fakultas dan mengadakan resital puisi pada 2010 untuk merayakan karya hidupnya.

Para pengamat menilai sajak-sajak Sapardi dekat dengan Tuhan dan kematian.

Sapardi wafat pada 19 Juli 2020 pukul 09.17 WIB di Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan.*

Pos terkait